Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 79 emiten yang melantai dengan nilai penggalangan dana mencapai Rp 54,14 triliun. Tempo mencatat sejumlah emiten berhasil menarik perhatian tahun ini, mulai dari emiten terpopuler, emiten paling menguntungkan, emiten paling banyak dibeli asing hingga emiten yang melakukan pembayaran dividen terbesar.
Berikut daftar sepuluh emiten yang menarik perhatian selama tahun lalu:
GOTO, Jadi Emiten Terpopuler
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan TikTok resmi mengumumkan kemitraannya pada Senin, 11 Desember 2023. Mengutip dari pernyataan resmi, gelontoran investasi sebesar USD 1,5 miliar dari TikTok, (setara Rp 23,4 triliun), akan diterima oleh GOTO. Artinya, TikTok menjadi pemegang saham pengendali di PT Tokopedia. TikTok akan menguasai saham PT Tokopedia sebesar 75,01 persen, sementara GOTO akan mempertahankan 24,99 persen kepemilikan sahamnya.
PANI, Emiten Paling Cuan 2023
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), emiten properti Grup Agung Sedayu milik Sugianto Kusuma alias Aguan jadi emiten paling cuan sepanjang 2023. Menurut data dari RTI Business, PANI memimpin daftar emiten dengan kenaikan harga saham terbesar, mencapai 415,79 persen secara year-to-date (ytd), meningkat dari posisi awal tahun sebesar 950 per saham menjadi mencapai 4.900 per saham pada tanggal 29 Desember 2023.
Berdasarkan laporan keuangan per tanggal akhir September 2023, PANI berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,61 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebanyak 12 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PANI juga mencatatkan laba kotor perusahaan mencapai Rp 830,15 miliar tahun ini.
BREN, Emiten yang Cetak Rekor
Pasar modal Indonesia dihebohkan dengan performa gemilang saham baru dari Grup Barito, yang dikendalikan oleh konglomerat sukses, Prajogo Pangestu. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
BREN, emiten geotermal yang tercatat sejak 9 Oktober 2023, bukan hanya membuat terobosan dalam sektor energi baru dan terbarukan (EBT), tetapi juga berhasil menduduki peringkat pertama dalam kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Desember 2023. Capaian ini membuat BREN menembus kapitalisasi pasar sejumlah Rp 1.000 triliun lebih, bersanding emiten Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
CUAN, IPO dengan Kenaikan Tertinggi 2023
Saham baru lainnya milik Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga sukses menyita perhatian para pelaku pasar dan investor Indonesia. CUAN, yang terjun di sektor pertambangan mineral, tercatat menjadi jawara saham Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2023. Dengan penawaran umum perdana pada 8 Maret 2023, saham CUAN melesat 61 kali lipat, menjulang tinggi ke level 13.425 per saham dari level 220.
Tidak hanya menciptakan kehebohan di pasar saham, tetapi juga berpengaruh pada dua emiten Prajogo lainnya. PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) terlihat bergeliat, mengikuti jejak CUAN dan BREN, menjadi modal gemilang bagi Prajogo dalam menjadikannya deretan orang terkaya di Indonesia.
Emiten INCO dan Negosiasi Masih Alot
Negosiasi antara PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dan holding BUMN pertambangan MIND ID terkait divestasi saham (kepemilikan saham di anak usaha) sebesar 14 persen belum menemukan titik temu terkait valuasi harga. Pelepasan saham ini menjadi krusial sebagai salah satu syarat agar perpanjangan kontrak tambang PT Vale Indonesia dapat dilakukan, yang nantinya akan berubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Kontrak karya PT Vale Indonesia akan berakhir pada Desember 2025 mendatang.
Meskipun divestasi hanya mencakup 14 persen dari total saham, namun perolehan tersebut akan membuat MIND ID memiliki 34 persen saham Vale, mengingat kepemilikan Indonesia di PT Vale Indonesia Tbk (INCO) saat ini sekitar 20 persen melalui MIND ID dan sekitar 21,18 persen tersebar di pasar saham Indonesia.
BBCA, Emiten dengan Likuiditas Perdagangan Terbesar
Di 2023, BBCA menjadi top emiten dengan tingkat turnover (likuiditas perdagangan) terbesar, dengan total trading value mencapai Rp 157,9 triliun. Berdasarkan kapitalisasi pasar, BBCA yakni sebesar Rp1.114 triliun, kendati per 31 Desember 2023, harga saham-nya hanya menguat ke posisi level 9.400/saham.
Pada tanggal 20 Desember 2023, BBCA mengumumkan pembagian dividen interim senilai Rp 42,50 per saham atau setara dengan total Rp 5,23 triliun. Dengan jumlah saham BBCA sebanyak 123,275 miliar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), total dividen yang diberikan sebesar Rp 5,23 triliun. Pada 2023, laba bersih BBCA sebesar Rp 36,4 triliun pada kuartal III/2023.
BBRI, Emiten Paling Laku Dibeli Investor Asing
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi primadona bagi investor asing dengan catatan pembelian saham asing tertinggi selama tahun 2023, mengungguli 900 emiten lainnya, dengan jumlah mencapai Rp 5,7 triliun di pasar reguler.
Performa saham BBRI juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 15,89 persen Year-to-Date (YtD) dan berhasil mencapai level tertinggi baru dalam beberapa kesempatan. Pada laporan kinerja perusahaan selama sembilan bulan pertama tahun 2023, BBRI melaporkan laba bersih sebesar Rp 44,21 triliun per September 2023, menandai peningkatan sebesar 12,47 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
WSKT, Terancam Delisting Pasca Suspensi Agustus 2023
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) terancam mengalami delisting (penghapusan saham) setelah saham perseroan disuspensi (penangguhan perdagangan) sejak sesi I perdagangan 8 Mei 2023 lalu, lantaran penundaan pembayaran bunga ke-11 atas Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap I Tahun 2020 yang jatuh tempo pada 6 Mei 2023.
Pada tanggal 16 November 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk memperpanjang penangguhan perdagangan WSKT. Pengumuman resmi dari BEI menyatakan bahwa penangguhan perdagangan saham Waskita telah resmi dihentikan untuk semua pasar, mulai dari Sesi I Perdagangan Efek tanggal 16 November 2023, hingga ada pemberitahuan lebih lanjut dari pihak Bursa. Saham Waskita terakhir tercatat berada pada level Rp 202 sejak waktu penangguhan dimulai. Sementara itu, kapitalisasi pasar WSKT tercatat sebesar Rp 5,82 triliun.
ITMG, Emiten Tambang dengan Dividen Jumbo
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengumumkan pembagian dividen final kepada para pemegang saham senilai US$ 774 juta (sekitar Rp 11,6 triliun) dan telah dibayarkan pada 18 April 2023. Sedangkan, rasio pembayaran dividen sebesar 65 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022 sebesar US$1,2 miliar (setara Rp 28,53 triliun). Dividen yield ITMG mencapai 10,37 persen, dengan pembayaran dua kali selama tahun 2023.
PADA, Emiten Terboncos 2023
Sejumlah saham perusahaan bursa sepanjang tahun 2023 mencatatkan performa yang kurang memuaskan, bahkan jauh di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Salah satunya adalah PT Personal Alih Daya (PADA), yang menjadi emiten pertama dengan penurunan harga terbesar. Harga saham PADA mengalami penurunan drastis 80,31 persen sejak awal tahun. Mulai pertengahan Juli, emiten PADA di level 50 per saham.
TIM TEMPO
Pilihan editor: IHSG Tumbuh 6,62 Persen Sepanjang 2023, Berikut Catatan OJK
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini