Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Fenomenal! Itulah sosok Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan. Tak hanya tampilan dan perilakunya yang dinilai tak lazim untuk ukuran menteri, gebrakannya dalam pemberantasan pencurian ikan (illegal fishing) juga terbilang berani.
Sejak ditunjuk sebagai orang nomor 1 di Kementerian Kelautan dan Perikanan, wanita asal Pangandaran yang hobi mengisap cerutu kuba ini sudah “memasang badan” perang terhadap para penjarah kekayaan laut Indonesia. Susi geram dengan aksi parah penjarah ikan yang menyebabkan kerugian negara Rp 300 triliun. Banyak kapal-kapal asing yang mengeruk kekayaan laut dan mematikan nelayan lokal.
"Mereka pakai kapal berbobot besar dan memakai alat tangkap yang berbahaya yang dapat merusak lingkungan," ucap pemilik maskapai Susi Air tersebut.
Simak: Kaleidoskop 2015
Untuk membuat kapok para pencuri ikan, kapal yang tertangkap dibakar dan ditenggelamkan. Kementerian telah menenggelamkan puluhan kapal pencuri ikan. Bagi Susi, pemberantasan illegal fishing merupakan harga mati. Sebab, kejahatan perikanan rentan disusupi kejahatan lain, seperti perbudakan. Ia mengajak negara-negara di dunia peduli terhadap pemberantasan illegal fishing yang masuk kategori kejahatan internasional.
Aksi “bersih-bersih” pencurian ikan mendapat pujian dan simpati banyak pihak, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Kalla, sejak Menteri Kelautan membakar puluhan kapal, aksi pencurian ikan menurun 50 persen. "Saya kira, apabila bicara maritim, tentu dimaklumi tahun ini tidak ada negara yang ekspansif untuk memerangi illegal fishing selain Indonesia," tutur Kalla.
Namun tak sedikit yang mengkritik kebijakan penenggelaman kapal, yang dianggap sebagai proyek pencitraan. Tapi sepertinya menteri bersuara berat ini tak bergeming.
TIM TEMPO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini