Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Muhammad Riza Chalid termasuk yang sering disebut-sebut setelah nama mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dalam kasus “Papa Minta Saham”.
Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar Ridwan Bae mengungkapkan jumlah percakapan yang terdapat dalam rekaman antara Ketua DPR Setya Novanto, saudagar minyak Muhammad Riza Chalid, dan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
"Dalam percakapan itu, yang terbanyak ngomong adalah MR sebanyak 119 kali, MS sebanyak 109 kali, lalu baru SN sebanyak 90 kali. Saya hitung benar ini," ujar Ridwan Bae dalam sidang lanjutan kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto pada Kamis, 3 Desember 2015.
Namun tampaknya pengusaha minyak itu seperti tak tersentuh. Panggilan MKD dan Kejaksaan Agung pun diabaikan. Riza tak pernah muncul. Sampai akhirnya Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan Riza Chalid tak berada di Indonesia sejak empat hari lalu. Namun Yasonna tak menjelaskan di mana tepatnya Riza saat ini berada.
"Dia warga negara Indonesia, punya paspor Indonesia, tapi sudah tidak di Indonesia," kata Yasonna seusai mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Bogor, Selasa, 8 Desember 2015.
Simak: Kaleidoskop 2015
Hingga hari ini, keberadaan Riza Chalid tak diketahui. Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan akan menggandeng lembaga keamanan luar negeri untuk mencari pengusaha minyak Riza Chalid. Hal ini dilakukan bila Riza tak kunjung memenuhi panggilan Kejaksaan untuk dimintai keterangan.
"Iya, seperti kami meminta bantuan untuk menangkap buron di Kamboja beberapa waktu lalu," kata Prasetyo di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan, Jakarta Selatan, Jumat, 18 Desember 2015.
Selain kerja sama dengan lembaga keamanan luar negeri, Kejaksaan akan mencari informasi tambahan dari sumber atau lembaga lainnya. Sebab, tak menutup kemungkinan wajah orang yang dicari telah berubah. "Mungkin mukanya sudah berubah, hidungnya sudah ditambah," ujar Prasetyo.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sudah menginstruksikan Polri segera mencari saudagar minyak Muhammad Riza Chalid. Sebab, Kalla ingin Riza dapat segera diperiksa untuk dimintai keterangannya terkait dengan dugaan pencatutan nama dalam kasus lobi perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia yang juga melibatkan Ketua DPR Setya Novanto.
"Ini tidak ada unsur pribadi ya di sini. Tapi kalau Presiden sudah menyuruh panggil, otomatis Polri harus taat," kata Kalla, di Hotel Crown, Jakarta Selatan, Rabu, 9 Desember 2015.
TIM TEMPO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini