Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pengarahan kepada komisaris dan direksi PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pada Selasa, 16 November 2021.
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun tampak mengikuti pengarahan tersebut.
Baca juga: Neraca Pembayaran Surplus USD 10 Miliar
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menjelaskan mengenai gambaran perubahan global yang drastis dan diperkirakan akan memengaruhi keberjalanan dua perusahaan pelat merah itu. Kesimpulan itu diperoleh dalam dua pertemuan internasional antara lain KTT G20 dan COP26 di Glasgow beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semakin hari semakin ke sana semakin ke sana arahnya itu sudah bisa ditebak bahwa suatu saat yang namanya energi fosil, penggunaan mineral fosil itu pada suatu titik akan disetop," ujar Jokowi dalam video yang diunggah di akun Sekretariat Presiden, Sabtu, 20 November 2021.
Baca juga: Alasan Jokowi Mencopot Langsung Seorang Pejabat Pertamina
Menurut dia, isu tersebut harus menjadi perhatian lantaran pada kondisi saat ini bisnis dari suda perusahaan milik negara itu masih berkaitan dengan energi yang bersumber dari fosil. Misalnya saja PLN yang masih sangat besar penggunaan batu bara-nya, maupun Pertamina yang bisnisnya masih dalam lingkup minyak dan gas.
"Mau tidak mau itu juga akan terkena imbasnya kalau ke depan," ujar Jokowi.
Lanskap penggunaan energi di masa depan, kata Jokowi, mengarah ke transisi energi, misalnya dari penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Transisi itu diperkirakan akan segera di mulai di Eropa dan negara lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Transisi tersebut pun bukan hanya terlaksana melalui kerja sama antar perusahaan maupun bilateral, melainkan akan dituangkan dalam bentuk undang-undang atau regulasi. Karena itu, ia meminta semua pihak untuk bersiap-siap. Apalagi, menurut Jokowi, transisi energi tak bisa ditunda-tunda.
Dengan kondisi tersebut, ia meminta dua perusahaan mulai menyiapkan rancangan besar transisi energi akan seperti apa, misalnya dalam satu tahun, lima tahun, hingga sepuluh tahun mendatang. Rencana itu harus dituangkan dalam bentuk yang konkret dan rinci.
"Bukan hanya makronya tetapi detail rencana itu ada di Pertamina ada di PLN juga ada. Harus ada. Dan waktu yang masih, rentang waktu yang masih ada ini, ya gunakan sebaik-baiknya untuk memperkuat pondasi menuju ke transisi tadi," ujar Jokowi.
Transisi menuju energi hijau, kata Jokowi, harus dilakukan dan tidak bisa ditawar-tawar. Hal tersebut, menurut Jokowi, menjadi tugas bagi komisaris maupun direksi Pertamina dan PLN agar mencari teknologi yang paling murah.
"Tugasnya ke situ. Dan ini adalah kerja cepet-cepetan. Karena siapa yg bisa mengambil peran secepatnya, itu yang akan mendapatkan keuntungan," ujar Jokowi.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Jokowi Kumpulkan Petinggi PLN - Pertamina, Bahas Peta Jalan Energi Hijau
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.