Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi jagung dalam negeri menjadi 300.000 hingga akhir 2023. Dia mengatakan kebijakan ini demi mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor jagung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia pun berharap dalam dua bulan ke depan harga jagung untuk pakan ternak bisa melandai. "Penanaman ini mendesak agar tahun depan minimal impor jagung berkurang," ujar Amran saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Senin, 30 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Pertanian menyatakan telah menyiapkan bibit jagung gratis. Bibit tersebut akan disalurkan kepada para petani di seluruh wilayah Indonesia yang kesulitan menanam jagung. Selain bibit jagung, Kementerian Pertanian juga akan mendistribusikan pupuk bersubisi.
Sementara itu, data Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik (KSA BPS) produksi jagung tahun ini menunjukkan penurunan. Dari luas panen jagung yang diperkirakan sebesar 2,49 juta hektar, BPS mengungkapkan terjadi penurunan sebesar 0,28 juta hektar atau 10,03 persen dibandingkan luas panen tahun sebelumnya.
Sementara jumlah produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2023 hanya sebesar 14,46 juta ton. Artinya, terdapat penurunan sebanyak 2,07 juta ton atau 12,50 persen dibandingkan 2022.
Pemerintah pun membuka keran impor jagung untuk menangani masalah ini. Badan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menugaskan Bulog untuk mengimpor 500 ribu ton jagung pakan guna mengatasi defisit produksi pada kuartal IV 2023.
Adapun berdasarkan laman Panel Harga Pangan dari Bapanas, jagung untuk pakan ternak naik sebesar 0,85 persen menjadi Rp 7.090 per kilogram.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan rencana impor jagung pakan merupakan langkah strategis pemerintah membantu peternak ayam mengatasi fluktuasi harga jagung pakan. Importasi, ditegaskannya dilakukan secara cermat dan terukur serta tetap menjaga harga di tingkat petani tetap baik.