Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Bursa Efek Indonesia kembali membuka perdagangan saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. atau KIOS dan Waran Seri 1 PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. Emiten berkode KIOS ini sempat dihentikan perdagangannya kemarin karena harga saham sudah naik hingga tujuh kali lipat sejak penawaran saham perdana.
Saham KIOS pada pembukaan perdagangan, Rabu, 18 Oktober 2017, terpantau di angka Rp 2.200 per lembar saham, setelah sebelumnya ditutup pada Rp 2.120 per lembar saham. Range hari ini tercatat pada Rp 2.200 - Rp. 2.650. Market cap hingga 18 Oktober 2017 tercatat Rp 1.72 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya KIOS dan KIOS-W dihentikan sementara dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham KIOS dan waren seri 1 KIOS-W.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga komulatif yang signifikan pada saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. dalam rangka cooling down," tulis dalam edaran keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 17 Oktober 2017.
Dalam edaran tersebut penghentian sementara perdagangan saham KIOS dan waran seri 1 KIOS-W tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Meski terdapat kebijakan suspend dari BEI, Kioson melihat peningkatan harga kumulatif tesebut sebagai refleksi minat yang tinggi dari investor retail di Indonesia ke perusahaan startup teknologi.
“Kioson adalah emiten pertama dari startup teknologi yang sahamnya bisa dibeli investor retail di Indonesia. Artinya minat investasi ke startup teknologi memang sangat tinggi selama ini, namun tidak tersalurkan. Kami berharap minat yang tinggi ini bisa memberikan motivasi bagi startup lain untuk mempertimbangkan untuk melantai di pasar modal Indonesia,” kata Direktur Utama PT Kioson Komersial Indonesia Tbk, Jasin Halim, dalam siaran tertulis, Selasa, 17 Oktober 2017.
HENDARTYO HANGGI