Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Denpasar -Konferensi Tingkat Tinggi alias KTT G20 Bali resmi telah dimulai pada hari ini, 15 November 2022. Forum yang digelar di Nusa Dua, Bali itu mempertemukan Kepala Negara dari 20 negara dari berbagai penjuru dunia itu akan membahas kerja sama ekonomi Internasional negara-negara besar dunia. Lantas, secara keseluruhan bagaimana seluk-beluk KTT G20 sedari G20?
Sejarah G20
Mengutip dari laman bi.go.id, G20 dibentuk pada 1999 atas inisiasi anggota G7.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Adapun tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. G20 pada awalnya merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun sejak 2008, G20 menghadirkan Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan. Sejak saat itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Sherpa diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para Sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit).
Selain itu, terdapat tiga jenis pertemuan dalam G20. Antara lain:
- Summit
Konferensi Tingkat Tinggi alias KTT G20 atau disebut juga Summit merupakan klimaks dari proses pertemuan G20, yaitu rapat tingkat kepala negara atau pemerintahan.
- Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi
Pertemuan ini diadakan di masing-masing area fokus utama forum. Pada Finance Track, Ministerial Meetings dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral, yang disebut Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings atau FMCBG.
Sementara pertemuan para deputi disebut Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD).
- Kelompok Kerja
Disebut juga sebagai Working Groups, jenis pertemuan ini beranggotakan para ahli dari negara G20, Working Groups menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan agenda G20 yang lebih luas, yang kemudian dimasukkan ke dalam segmen kementerian dan akhirnya KTT.
Fungsi dan Tugas Presidensi G20
Mengutip dari bisnis.com, C20 Indonesia menyoroti sejumlah poin krusial dari G20 Italia yang menjadi pekerjaan rumah besar, sehingga akan memperjuangkannya kembali dalam presidensi Indonesia.
Pertama, G20 belum berhasil mencapai kesepakatan untuk mewujudkan akses vaksin yang berkeadilan untuk seluruh warga dunia melalui proposal pengabaian perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau TRIPS waiver di WTO.
Indonesia menggarisbawahi masalah kesehatan global...
Indonesia menggarisbawahi masalah kesehatan global seperti pembiayaan kesehatan yang menjadi tantangan besar jika penanganan pandemi Covid-19 belum berjalan baik. Padahal, akses negara miskin maupun maju terhadap vaksin adalah kunci untuk segera keluar dari pandemi serta krisis ekonomi.
Baca juga : KTT G20 Tahun Ini Terancam Tanpa Komunike? Kok Bisa?
Terpilihnya Indonesia
Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Saat ini Indonesia sebagai bagian dari G20, untuk pertama kalinya memegang Presidensi G20 yang berlangsung selama satu tahun mulai 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022. Indonesia terpilih menjadi Presidensi G20 pada perhelatan G20 di Roma, Italia, pada tanggal 31 Oktober 2021. Serah terima kekuatan atau handover diberikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Mario Draghi kepada Presiden Jokowi.
Jokowi menjelaskan bahwa Presidensi G20 Indonesia akan mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar 'Recover Together, Recover Stronger' alias “Pulih Bersama, Bangkit lebih kuat”.
"Upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti. G-20 harus menjadi motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi ini. Hal ini yang harus terus kita perdalam pada pertemuan-pertemuan kita ke depan," kata Jokowi.
Dilansir dari laman kemenkeu.go.id, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan tiga isu penting yang ditekankan oleh Presiden Republik Indonesia untuk dibahas pada forum KTT G20 Bali. Pertama mengenai arsitektur kesehatan global, dan yang kedua mengenai transformasi ekonomi digital. Kemudian yang ketiga adalah transisi energi menuju ekonomi hijau.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Pidato Jokowi di KTT G20 Bali Serukan Persatuan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.