Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menyebut sejumlah pekerjaan rumah berat yang harus dibereskan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Permasalahan di Pertamina selalu berkembang dinamis, tapi salah satunya (persoalan) utama itu menjaga efisiensi dan efektivitas perusahaan itu,” ujar Purnomo saat menghadiri forum bertajuk Penguatan Ketahanan Energi untuk Mendukung Ketahanan Nasional di Gedung Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Kamis 28 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Purnomo yang juga mantan Menteri Pertahanan itu menuturkan, efisiensi yang ia maksud adalah bagaiman kinerja Pertamina secara input dan output berjalan baik. “Efisiensi itu bicara sumber daya manusia, capital atau investasi, teknologi dan lingkungan. Empat hal ini yang berpengaruh bagaimana efisiensi bisa dilakukan, ” ujarnya.
Sedangkan efektivitas, ujar Purnomo, bagaimana Pertamina mencapai target target yang sudah ditetapkan agar tak meleset. “Contohnya kan sekarang yang dihadapi masalah defisit perdagangan. Karena di migas ini impornya banyak, ini bagaimana diselesaikan oleh Ahok,” ujar pria yang kini aktif di organisasi yang didirikannya, Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) itu.
Purnomo sendiri yakin, Ahok sebenarnya sudah tahu persoalan besar yang kini dihadapi Pertamina juga langkah apa yang harus dilakukan. Hanya saja yang menjadi persoalan, bagaimana Ahok akan megeksekusi langkah-langkahnya di perusahaan pelat merah itu mengingat posisinya bukan Direktur Utama Pertamina.
“ Ingat juga ya, dia (Ahok) posisinya komisaris, bukan direksi. Jangan tanya saya kenapa dia masuk di komisaris bukan direksi,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO