Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Medco Energi Pakai 32,5 Persen Belanja Modal untuk Bangun Pembangkit Listrik

Medco Energi Internasional membelanjakan 32,5 persen dari belanja modal sebesar US$ 178 juta atau sebanyak US$ 58 juta untuk pembangkit listrik.

10 Oktober 2020 | 09.13 WIB

Pekerja melintasi area Kilang Donggi Senoro di Desa Uso, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, 22 Oktober 2016. Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas dua juta ton per tahun yang diperoleh dari pasokan gas PT PHE Tomori dan PT Medco Energi Internasional Tbk yang mengelola lapangan gas di Blok Senoro-Toili  (total volume 250 MMSCFD) dan PT Pertamina EP wilayah Matindok (85 MMSCFD). ANTARA/Puspa Perwitasari
Perbesar
Pekerja melintasi area Kilang Donggi Senoro di Desa Uso, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, 22 Oktober 2016. Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas dua juta ton per tahun yang diperoleh dari pasokan gas PT PHE Tomori dan PT Medco Energi Internasional Tbk yang mengelola lapangan gas di Blok Senoro-Toili (total volume 250 MMSCFD) dan PT Pertamina EP wilayah Matindok (85 MMSCFD). ANTARA/Puspa Perwitasari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) membelanjakan 32,5 persen dari belanja modal sebesar US$ 178 juta atau sebanyak US$ 58 juta (setara Rp 828,53 miliar dengan kurs Rp 14.285) untuk pembangkit listrik.

Belanja ini digunakan melalui Medco Power untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Riau dengan kapasitas 275 MW dan pengeboran eksplorasi panas bumi Ijen.

Anthony R. Mathias, Direktur Perencanaan & Keuangan/Direktur Independen Medco Energi Internasional menuturkan, hingga saat ini, proses konstruksi PLTGU Riau telah mencapai 86 persen. "Kami optimistis fasilitas tersebut sudah dapat beroperasi pada 2021 mendatang," kata Mathias dalam video conference pada Jumat, 9 Oktober 2020.

Mathias menyebutkan sepanjang semester I 2020, MEDC membukukan pendapatan US$ 551,76 juta dan rugi bersih US$ 95,75 juta.

D
alam laporan keuangan per Juni 2020, Medco melaporkan raihan pendapatan US$ 551,76 juta. Nilai itu turun 7,56 persen year-on-year (yoy) dari semester I 2019 senilai Rp 596,88 juta.

Dengan acuan kurs Rp 14.285,71 per dolar AS, maka raihan pendapatan Medco Energi pada semester I 2020 setara dengan Rp 7,88 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pendapatan ini disumbang tiga bisnis utama yakni penjualan minyak dan gas bumi neto senilai US$ 470,68 juta atau Rp 6,72 triliun, penjualan tenaga listrik dan jasa terkait US$ 79,31 juta atau Rp 1,13 triliun, dan pendapatan jasa US$ 1,77 juta atau Rp 25,28 miliar.

D
i tengah penurunan pendapatan, beban pokok Medco justru membengkak menjadi US$ 349,19 juta per Juni 2020, dibandingkan sebelumnya US$ 272,34 juta. Laba kotor pun menyusut menuju US$ 202,56 juta dari US$ 324,54 juta per Juni 2019.

Dengan capaian ini, Medco mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 95,75 juta atau setara Rp 1,37 triliun. Rugi bersih itu berbalik dari sebelumnya laba bersih US$ 27,86 juta pada semester I 2019.

BISNIS

Baca juga:
Meski Pandemi, Medco Energi Tetap Ekspansi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus