Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mencari pembeli si dana

Sd (sertifikat dana), sertifikat baru yang terdiri saham beberapa perusahan yang sudah memasyarakat. saham: pt. bat, pt. semen cibinong, pt. centex akan dioperasikan/dijual pt. dana reksa. (eb)

6 Juni 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BULAN Juni ini mungkin akan banyak tambahan uang mengalir ke kas PT Dana Reksa, pengelola Gedung Bursa yang berkantor di Jalan Medan Merdeka Selatan 13 Jakarta. Soalnya ribuan formulir pembelian Sertifikat Dana (lembaran sertifikat jenis baru yang diterbitkan pesero milik negara yang berdiri sejak Desember 1976 itu) diharapkan berdatangan ke kantor perusahaan tersebut. Atau ke agen dan subagennya di seluruh Indonesia. "Yang sudah membayar bersamaan dengan saat pendaftaran lebih Rp 6 milyar," kata Jitzach Alexander Sereh, Direktur Utama PT Dana Reksa (DR), Jumat minggu lalu. Hari itu, ia baru saja menyerahkan saham DR untuk disimpan BNI '46 sebelum Sertifikat Dana dioperasikan. Ia mengatakan sertifikat yang dijual Rp 15 milyar terdiri atas 1,5 juta lembar sertifikat masing-masing bernilai Rp 10.000. Diharapkan akan terjual habis. Ini akan menambah ramai perputaran lembaran sertifikat yang dikeluarkan DR sebelumnya, seperti sertifikat saham PT Semen Cibinong (diterbitkan 1977) dan serfifikat saham PT sAT Indonesia (1979). Kedua sertifikat yang diterbitkan DR tersebut memang agak berbeda dengan lembaran Sertifikat Dana (SD) yang baru ini. Jika sertifikat saham Cibinong dan BAT didukung masing-masing hanya satu saham, maka SD terdiri atas saham beberapa perusahaan beken dan yang sudah memasyarakatkan sahamnya. Yaitu PT Semen Cibinong, PT SAT Indonesia, PT Centex, PT Tificorp dan PT Good Year Indonesia. Saham-saham perusahaan itu dihimpun DR untuk mendukung sertifikat model baru itu. Cara pengumpulan saham seperti itu tampaknya yang memikat para pemilik modal. Apalagi, harganya pada penjualan perdana hanya Rp 10.000 per lembar. SD sudah diperkenalkan sejak April lalu. "Sambutan masyarakat cukup besar," ujar Sereh puas. Ia optimistis SD akan cepat terjual. Apa yang ingin dicapai lewat SD? "Sasaran kita tetap pemerataan pendapatan lewat pemilikan saham-saham perusahaan," katanya. Sedangkan pemerintah sekaligus bisa mengumpul dana. "Dengan demikian, rupiah tak lari ke luar negeri dan upaya pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah bisa lebih mantap," sambut Hari M. Suharnoko, MBA, manajer PT Asian and Euro American Capital Corporation Limited (Aseam). Hari mengatakan, pengelolaan SD memang lebih baik ditangani DR. "Kami juga bisa, tapi, sistem yang ada sekarang harus diubah," ujarnya. Sebagai sub-agen DR, Aseam, selain memasarkan sertifikat, juga memberikan jasa konsultasi bagi perusahaan yang mau memasyarakatkan sahamnya. Menurut Hari, situasi dan kondisi saat ini membuat DR punya posisi kuat untuk berhasil mengelola DR. Usaha seperti yang dilakukan DR, katanya, juga ada di luar negeri dan dilaksanakan swasta. SD diharapkan akan memberi kesempatan pemilik modal mengecap keuntungan perusahaan yang sehat. Yang harus ditingkatkan katanya adalah efisiensi pengawasan agar sasarannya bisa sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. Aktivitas bursa perlu lebih dihidupkan. "Selama ini, para pembeli sertifikat saham, hanya menunggu dividen saja," kata Hari. Kalangan perbankan mengisyaratkan, dinamika bursa memang harus dihidupkan. Namun, Sereh memandang, menghidupkan bursa, bukan berarti pembeli sertifikat saham harus berspekulasi. "Kita memang ingin mereka tak cepatcepat menjual sertifikat itu, agar ikut menikmati jadi pemilik perusahaan," ujarnya. Dan nampaknya yang menjadi persoalan sekarang ini, sebagaimana diutarakan Zahar Dalimi, manajer Bank Central Asia, sub-agen DR yang lain, ialah bagaimana supaya pembeli datang dari kalangan yang lebih luas. Katanya, ini hanya bisa terwujud jika dilaksanakan penyuluhan terus-menerus ke berbagai daerah mengenai kegiatan pasar modal. Dan ini dibenarkan Sereh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus