Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memastikan proses audit tata kelola industri sawit dilengkapi pasokan data yang kredibel dan mutakhir. Meski bisa diperpanjang sesuai dengan temuan, tim BPKP menargetkan audit bisa tuntas dalam tiga bulan.
Juru bicara BPKP, Eri Satriana, mengatakan lembaganya memakai waktu seefektif mungkin untuk mengecek hulu hingga hilir bisnis sawit. “Memakai informasi yang tentunya sudah tervalidasi berdasarkan teknik dan metodologi audit kami,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Cakupan pemeriksaan komoditas yang menyumbang nilai ekspor hingga US$ 35 miliar atau setara dengan 40,31 juta ton produk sawit pada 2021 tersebut sangat luas. Melaksanakan permintaan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, tim audit akan menelisik proses bisnis sawit dari perkebunannya, baik soal luas, komposisi area, maupun skema perlindungan petani. Di sektor pabrikan, baik minyak sawit (CPO) maupun produk turunannya, tim BPKP mendalami proses produksi serta pemenuhan kewajiban pasokan dan harga.
Audit itu pun menyangkut alur distribusi sawit, termasuk izin dan pemenuhan ketentuan ekspornya. BPKP juga mengaudit penggunaan dana kelolaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam hal penanaman ulang atau replanting ataupun pemeriksaan dana yang tersedot ke program mandatori biodiesel.
Yakin meski Dikejar Tenggat Audit Sawit
Meski dikejar tenggat satu kuartal, Eri memastikan sasaran audit tetap seperti yang disebutkan di atas. Menurut dia, target audit itu dikejar BPKP bersama sejumlah lembaga lain, seperti Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan, dan Satuan Tugas Pangan Kepolisian RI. “Prinsipnya, lebih cepat, lebih baik," katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo