Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Berburu Pendapatan Non-Tiket

MRT Jakarta mencari sumber pendapatan selain tiket dengan menyesuaikan kebutuhan penumpang. Apa saja?

2 Februari 2023 | 00.00 WIB

Penumpang duduk di dekat iklan produk dalam MRT di Stasiun Dukuh Atas BNI, Jakarta, 1 Februari 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Penumpang duduk di dekat iklan produk dalam MRT di Stasiun Dukuh Atas BNI, Jakarta, 1 Februari 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ringkasan Berita

  • MRT Jakarta menggenjot pendapatan non-tiket, seperti hak penamaan stasiun, iklan, dan kemitraan pembayaran digital.

  • Pendapatan non-tiket MRT Jakarta turun 2,7 persen tahun lalu.

  • Operasional MRT Jakarta tidak akan selamanya disokong kas daerah.

JAKARTA – PT Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta akan menyesuaikan pengembangan sumber pendapatan selain tiket alias non-farebox dengan kebutuhan utama penumpang dan klien. Bisnis non-tiket yang digenjot manajemen masih berupa hak penamaan stasiun (naming rights), iklan, kemitraan pembayaran digital, pengembangan retail dan komersial, jasa konsultasi, serta pengembangan properti yang terintegrasi angkutan atau transit-oriented development (TOD). “Masih ada potensi bisnis lain yang memungkinkan,” tutur Corporate Secretary Head Division PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo, kepada Tempo, kemarin, 1 Februari 2023.

Menurut data kinerja yang dipresentasikan kepada awak media pada 25 Januari lalu, tren pendapatan non-tiket MRT masih tercatat meningkat pada 2019-2021, dari Rp 207,6 miliar menjadi Rp 453 miliar. Pemasukan non-farebox akhirnya merosot 2,7 persen pada tahun lalu.

Ada sejumlah penyebab pendapatan non-tiket MRT turun. Di antaranya perubahan mobilisasi penumpang pada masa pemulihan ekonomi karena kebiasaan bekerja dari rumah. Ada juga pengaruh dari perubahan anggaran pemasaran para calon mitra.

Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, Farchad Mahfud, menyebutkan layanan transaksi yang digarap MRT bersama PT Bank Digital BCA—anak usaha PT Bank Central Asia (BCA) Tbk—merupakan ide bisnis non-tiket yang lahir dari pergeseran perilaku penumpang. Kanal transaksi bank berbasis elektronik alias bank as a service (BaaS) milik Blu—sebutan BCA Digital—kini tersedia dalam aplikasi MRT. Layanannya meliputi pembelian tiket, informasi jadwal dan lokasi MRT, informasi gerai di stasiun, serta sejumlah layanan lain.

“Mempermudah kebutuhan transaksi bagi pengguna jasa kami tanpa perlu berpindah aplikasi,” ucapnya, Senin lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Yohanes Paskalis

Mulai ditempa di Tempo sebagai calon reporter sejak Agustus 2015. Berpengalaman menulis isu ekonomi, nasional, dan metropolitan di Tempo.co, sebelum bertugas di desk Ekonomi dan Bisnis Koran Tempo sejak Desember 2017. Selain artikel reguler, turut mengisi rubrik cerita bisnis rintisan atau startup yang terbit pada edisi akhir pekan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus