Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan ada tiga titik yang diprediksi mengalami kemacetan saat arus mudik Lebaran tahun ini. "Ada tiga titik darat yang perlu diwaspadai," kata Moeldoko usai memimpin rapat koordinasi persiapan mudik di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa, 5 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Moeldoko menyebutkan titik pertama ialah di persimpangan jalur pantai utara (pantura) dan pantai selatan (pansela). Untuk mengantisipasi kemacetan di titik tersebut, Moeldoko menuturkan bahwa akan disiapkan tiga papan reklame elektrik untuk menyampaikan pengumuman. "Sehingga nanti mulai mikir, ah saya lewat pansela atau lewat utara," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Titik macet kedua adalah Jembatan Kali Kuto. Menurut Moeldoko, jembatan tersebut masih dalam proses pekerjaan dan akan selesai pada H-2 Lebaran. Sehingga, Moeldoko memastikan bagi pengendara yang mudik lebih awal akan mengalami kemacetan. Namun, ia meyakini bahwa kepolisian telah menyiapkan antisipasinya dengan baik.
Selanjutnya, titik macet ketiga diperkirakan terjadi di jalan tol operasional ke fungsional. Di sana, kata Moeldoko, akan terjadi perlambatan laju kendaraan dari 100 kilometer per jam menjadi 40 kilometer per jam. "Hal yang wajar itu macet. Jadi jangan nyalahin kita. Harus diterima itu, sabar dikit ya karena memang wajar alamiah dari kecepatan 100 ke kecepatan 40 kurang lebih," kata dia.
Untuk informasi mudik, Moeldoko menuturkan bahwa KSP telah meluncurkan sebuah website, infomudik.go.id. Website tersebut berisi kumpulan informasi mudik dari berbagai kelembagaan. "Semua informasi tentang mudik ada semua, termasuk juga Google telah bekerjasama dengan kita. Nanti semua yang ingin memahami sepanjang rute ada apa, positioning di mana semua sudah bisa dioperasionalkan," ucapnya.
Terkait dengan penyelenggaraan mudik tahun ini, pemerintah juga memastikan ketersediaan bahan bakar minyak atau BBM cukup memenuhi kebutuhan yang ada. Sebab cadangan operasional BBM secara nasional harus berada di atas angka 20 hari.
"Cadangan operasional untuk BBM Jenis Gasoline 23 Hari dan Gasoil 20 hari," kata Anggota Komite Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, Muhammad Ibnu Fajar dalam konferensi pers evaluasi Posko Nasional Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, Senin, 4 Juni 2018.
Pemantauan langsung ketersediaan dan penyaluran BBM ini dilakukan oleh Posko Nasional ESDM yang dikomandoi oleh Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa. Posko ini mulai bekerja pada 31 Mei 2018 dan akan berakhir pada 28 Juni 2018. Menurut Fajar, selama empat hari posko didirikan, kondisi ketersediaan dan penyaluran BBM masih berjalan normal. Kendati demikian, kata dia, posko telah menyiapkan sejumlah langkah demi menjaga kondisi ini bertahan hingga masa-masa mudik nanti.