Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Negara Krisis, Orang Kaya Yunani Borong Barang Mewah  

Andrew mengaku tokonya menjual barang hingga dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.

9 Juli 2015 | 17.46 WIB

Pegawai Pasar Modal Athena berjalan melewati sebuah pohon natal dan layar monitor yang menunjukkan penurunan index harga saham, Senin (12/12). AP Photo/Petros Giannakouris.
Perbesar
Pegawai Pasar Modal Athena berjalan melewati sebuah pohon natal dan layar monitor yang menunjukkan penurunan index harga saham, Senin (12/12). AP Photo/Petros Giannakouris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis ekonomi yang sedang terjadi di Yunani justru mendorong orang-orang kaya di negara itu untuk berbelanja. Mereka menghabiskan tabungan di rekening karena takut pemerintah mengambil uang mereka untuk menutup utang negara.

Perhiasan, gadget, dan barang mewah lainnya dilaporkan mengalami kenaikan penjualan menyusul referendum yang menentukan apakah Yunani akan menerima dana talangan (bailout) dari Uni Eropa atau tidak.

Rakyat Yunani khawatir Uni Eropa akan memaksa Yunani memangkas rekening mereka beberapa persen. Langkah tersebut, misalnya, pernah dilakukan Uni Eropa di Cyprus saat terjadi krisis pada 2013.

“Kamis, Jumat, dan Sabtu seperti Natal,” kata Andrew, 30 tahun, seorang asisten di toko retail Apple di Athena. Menurut Andrew, orang-orang sangat ketakutan. Mayoritas berpikir mereka punya waktu tiga hari untuk menghabiskan uang sebelum uang mereka diambil negara.

Andrew mengaku tokonya menjual barang hingga dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Barang-barang yang dibeli antara lain laptop, komputer, tablet, iPhone, dan konsol game.

Sedangkan Maria-Ellie Xanthopoulous, pemilik toko perhiasan, mengatakan bahwa kliennya lebih memilih menghabiskan uang mereka sendiri daripada diambil pemerintah. “Dalam enam bulan terakhir, kita hampir tidak memiliki pelanggan satu pun. Namun, pada hari Sabtu, Senin, dan Selasa, banyak pelanggan yang datang dan menghabiskan uang mereka,” ujar Maria-Ellie.

Maria-Ellie mengatakan tokonya tidak menjual banyak peralatan elektronik. Namun para pelanggan menghabiskan sekitar 5.000-8.000 euro (sekitar Rp 70-120 juta) sekali datang.

Adapun masyarakat masih mengantre berjam-jam di ATM untuk menarik uang mereka secara harian, yang dibatasi menjadi 50 euro per hari. 

Minggu, 5 Juli 2015, pemerintah mengumumkan hasil referendum yang memutuskan Yunani menolak dana talangan (bailout). Pemerintah Yunani tentunya tidak akan mengambil isi rekening bank mereka. Namun belum diketahui nasib barang yang sudah telanjur mereka beli.

NIBRAS NADA NAILUFAR | DAILY MAIL

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus Supriyanto

Agus Supriyanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus