Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Lion Air batal menawarkan saham perdana atau IPO ke publik tahun ini. Semulai Lion Air menyatakan akan menggelar IPO dan bahkan sudah masuk dalam pipeline Bursa Efek Indonesia pada bulan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Masuknya nama PT Lion Mentari Tbk. ke dalam pipeline penawaran saham menarik perhatian. Bukan hanya karena perusahaannya, melainkan nilai penawaran yang disebut mencapai Rp 14 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Begitu lah, ditunda mungkin. Teman-teman kan sudah tau. Mereka mungkin kesiapannya juga,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen di Jakarta, Kamis, 21 November 2019.
Adapun saat ini BEI mengantongi 37 nama perusahaan yang akan menawarkan sahamnya menjelang akhir tahun. Di dalamnya terdapat 2 perusahaan yang akan menggunakan aturan Reg S/144A yang mana salah satu perusahaan itu disebut-sebut adalah Lion Air.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi pun menyebut keputusan suatu perusahaan untuk melantai di BEI disesuaikan oleh pemilihan waktu yang disepakati oleh calon emiten dan penjamin emisi (underwriter).
“Mereka sudah mempersiapkan, tapi timing yang tepat pasti underwriter yang tentukan. Kalau emang sekiranya kondisi sedang bergejolak, pasti diundur. Keputusan bisnis saja,” tuturnya.
Adapun, analis menilai penyerapan IPO menggunakan aturan Reg S/144A dinilai akan bersaing dengan IPO jumbo dari perusahaan minyak Aramco asal Arab Saudi.
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menyampaikan bahwa dengan IPO Aramco akan ada persaingan yang cukup berat untuk menggaet investor global.
“Dalam kondisi seperti ini, berat bagi yang (IPO) Reg S, kecuali memang mereka ngotot. Berat bagi mereka untuk bisa menarik yang di luar,” ujarnya.