Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Industri galangan kapal kekurangan tenaga kerja welder atau tukang las sebanyak 4.000 sampai 6.000 orang. Lowongan kerja akan dibuka secara nasional dan pemerintah daerah diminta melaksanakan pelatihan tenaga kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ir. Cahya mengatakan, banyak permintaan tenaga kerja welder itu disebabkan meningkatnya orderan ke perusahaan galangan kapal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Permintaan itu berasal dari perusahaan Kalimantan dan Sulawesi, seiring mahalnya harga tambang di kawasan itu seperti harga nikel.
"Jadi sebenarnya bukan kekurangan tenaga kerja, tetapi memang ada orderan yang tiba-tiba meningkat, ya tenaga kerja yang ada selama ini tidak mencukupi," kata Cahya, kepada Tempo.co, 28 Februari 2023 lalu.
Ia melanjutkan, setidaknya hitungan sementara perusahan-perusahaan galangan kapal di Batam kekurangan 4.000 sampai 6.000 tenaga kerja welder. "Bahkan sekarang, infonya pekerja itu sampai dibajak, misalnya lagi kerja di perusahaan A, kemudian perusahaan B kasih harga tinggi biar bisa pindah kerja," katanya.
Selanjutnya: lowongan tenaga kerja welder harus dibuka secara nasional
Tenaga welder tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan galangan kapal di Batam. Cahya mengatakan, saat ini pengusaha asal Korea sedang berada di Batam, mencari pekerja welder untuk dibawa ke Korea. "Gimana mau bawa kesana, disini masih kurang 4000," katanya.
Cahya melanjutkan, saat ini solusinya lowongan tenaga kerja welder harus dibuka secara nasional di seluruh Indonesia. Selain itu perlu juga pemerintah dalam jangka panjang melaksanakan pelatihan tenaga kerja welder. "Pelatihan memang butuh waktu, tetapi itu harus dilakukan untuk kedepannya," katanya.
Cahya melanjutkan, sampai saat ini secara keseluruhan industri di Kota Batam mulai membaik setelah dihantam pandemi Covid-19. Misalnya sektor pariwisata, turis sudah mulai datang kembali ke Batam. "Cuman, sektor manufaktur dan elektronik masih stagnan, karena dampak perang Rusia dan Ukraina," katanya. Cahya menegaskan, bagi tenaga welder yang ingin bekerja bisa langsung menghubungi Apindo Kepri.
Pilihan Editor: Tekanan Ekonomi Global, Menperin Optimistis Industri Manufaktur RI Ekspansif
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini