Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pemogokan Di Cibubur

Pemogokan buruh PT Fairchild, menuntut perbaikan upah, status buruh dan jaminan sosial. sempat melumpuhkan pabrik pembuat komponen komputer, televisi & radio itu. (eb)

28 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEBERAPA petugas keamanan dari petugas Laksusda Jaya, berpakaian sipil, masih nampak menjaga pabrik Fairchild di Cibubur. Padahal tanggal 23 Maret itu suasana di pabrik pembuat komponen alat-alat elektronik (semi conductor.) tersebut sudah mulai reda, setelah hampir seminggu dilanda pemogokan 5.000 buruh yang sebagian terbesar wanita. Di lantai II ruangan kantor perusahaan PMA Amerika Serikat Senin pagi itu, para direksi sedang berunding dengan wakil-wakil buruh. Berkendaraan 2 buah mobil hari itu juga datang utusan FBSI, masing-masing utusan DPP dan Pengda Serikat Buruh Elektronika FBSI DKI. Pihak pengusaha diwakili oleh Dir-Ut Fairchild, Horst Muenzenberg dan Manajer Personalia, Theo Sonner. "Direksi Fairchild berjanji akan mempertimbangkan permintaan buruh," kata R.N. Sugito, Ketua SB Elektronika FBSI DKI, begitu selesai perundingan. Tuntutan buruh meliputi perbaikan upah, status buruh, penegasan hari kerja dan jaminan sosial. Beberapa buruh menyebutkan sejak Horst Muenzenherg menggantikan J. Larry Smart tahun lalu, perubahan-perubahan yang merisaukan buruh mulai muncul. Upah turun sekitar 16%. Hampir setahun jadi buruh harian terus menerus tanpa kenaikan. Hari Sabtu dinyatakan libur. Sedangkan yang terpaksa bekerja hari itu tak mendapat upah lembur. Jaminan kesehatan hanya diberikan 6 hari setahun. Pihak pengusaha mengatakan tindakan itu diambil karena keadaan perekonomian lesu. Tapi buruh tak mau menerimanya. Drama pemogokan itu mula-mula ditujukan sebagai pernyataan setia kawan mereka terhadap aktivis Basis Serikat Buruh yang dipecat di pabrik tersebut. Tapi kemudian merembet ke soal-soal yang menyangkut masalah upah dan jaminan sosial, sekalipun aktivis buruh tersebut sudah dipekerjakan kembali beberapa hari kemudian. Pemogokan hari pertama yang berlangsung 16 Maret samasekali melumpuhkan pabrik pembual komponen komputer, televisi dan radio itu. Namun suasana tetap terkendali. Tingkah laku ribuan wanita yang memprotes majikannya itu sempat juga memancing penduduk di sekitar pabrik di Cibubur, di Jalan Raya Bogor KM 27, untuk datang menonton. Ada yang berteriak-teriak menuntut perbaikan nasibnya seraya membopong anak. Ketika buruh-buruh wanita itu ramai-ramai mengempeskan ban mobil pimpinan perusahaan, nampak pihak keamanan agak kikuk untuk bertindak. Belum jelas bagaimana keputusan pimpinan Fairchild atas tuntutan buruhnya. Hanya anjuran yang disampaikan Kanwil Ditjen Binalindung Tenaga Kerja DKI Jakarta kepada perusahaan tersebut nampaknya sedikit banyak memberikan kepuasan bagi buruh. Misalnya disebutkan pengusaha boleh mengurangi waktu kerja dari 6 menjadi 5 hari karena kelesuan yang dihadapi perusahaan. Tapi kalau mempekerjakan buruh pada hari ke-6 dan 7 upah harus diberikan sesuai dengan upah lembur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus