Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden atau Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan pidato usai hasil quick qount atau hitung cepat Pemilu 2024 diumumkan pada Rabu malam, 14 Februari 2024. Sejumlah lembaga survei yang menampilkan hasil quick qount sendiri menunjukan pasangan nomor urut dua Prabowo - Gibran memperoleh suara tertinggi atau berada di urutan pertama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidatonya, Gibran mengatakan bahwa dirinya tiga bulan lalu bukan siapa-siapa. Dia mengaku sering diremehkan dan kerap dikata-katai plonga-plongo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tiga bulan yang lalu saya itu bukan siapa-siapa, Bapak/Ibu sekalian. Saya masih dikatain planga-plongo, dikatain Samsul, dikatain takut debat," ujar Gibran.
Gibran menyatakan rasa terima kasihnya pada Prabowo yang telah membuka ruang kepada anak muda seperti dirinya. Selain itu, dia mengatakan bahwa keberhasilan dirinya menjadi wakil presiden berkat doa masyarakat.
“Tapi yang jelas ini berkat dukungan doa Bapak/Bbu semua, saya dan Pak Prabowo sekarang sudah ada di sini. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Prabowo yang sudah memberikan ruang untuk anak-anak muda seperti saya," imbuhnya.
Usai hitungan cepat ini, Gibran mengatakan keinginannya untuk bertemu Paslon lain yang menjadi kompetitornya di Pilpres yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
“Saya juga secara pribadi ingin segera sowan ke Paslon nomor satu, Paslon nomor tiga,” ujar Gibran. Menurut Gibran, keinginannya tersebut merupakan wujud persaudaraan.
Dalam pidatonya di Istora, Gibran mengingatkan agar para pendukung tidak menjelekkan pasangan maupun pendukung nomor urut satu dan tiga. Cawapres Koalisi Indonesia Maju ini menegaskan bahwa semua paslon adalah bersaudara.
Karena itu, pihaknya meminta kepada para pendukungnya untuk tetap menjalin persaudaraan dengan Ppendukung paslon lain. “Jangan jemawa, tidak perlu mem-bully, menjelek-jelekkan pasangan lain, kita semua bersaudara,” kata Gibran.
RIZKI DEWI AYU | TIM TEMPO