Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEPANJANG 12 Km dari Tg. Priok ke Cakung truk-truk beriringan.
Selalu ada petugas yang mengiringinya. Ada pula mobil patroli,
yang dilengkapi oleh pesawat walkie-talkie, mengawasi supaya
iringan truk itu tidak "mampir" di tempat lain. Itulah operasi
pencakungan yang dimulai dengan membongkar muatan 4.600 ton dari
Ms. Svend Maersk minggu lalu.
Setiap kapal seperti Svend Maersk itu yang datang dari pelabuhan
sia, terutama Jepang, Hongkong dan Singapura, untuk seterusnya
tidak boleh lagi menurunkan barang untuk gudang lini I Tg.
Priok, melainkan harus diteruskan ke Cakung.
Keharusan itu, sesuai dengan Inpres no. 12/1977, sungguh tidak
menggembirakan kalangan pengusaha dan BPP (Badan Penguasa
Pelabuhan) Priok. Kebetulan belakangan ini Priok sudah
memperbesar daya tampung pergudangannya, dan tidak pula terjadi
kongesti di sana. Pencakungan berarti pengalihan sebagian
bisnisnya.
Kesepian
Cakung, terletak di pinggir Jakarta Timur, adalah bekas daerah
rawa dan persawahan. Dengan investasi Rp 45 milyar, di situ kini
terdapat 28 gudang induk yang dapat menampung 2 juta ton barang
dan lapangan luas yang bisa menerima 9.000 unit peti kemas
sekaligus. Pemerintah membangunnya mulai 1974 ketika diramalkan
bahwa arus impor via Priok akan seterusnya meningkat dari 5 juta
ton ke 7 juta ton setahun. Maka diperkirakan Priok akan
menghadapi bahaya kongesti.
Ternyata arus impor itu tidaklah melonjak seperti yang
diperkirakan, sedang proyek Cakung sudah terlanjur dikerjakan
dengan biaya Rp 45 milyar. Sejak ia selesai pada tahun 1976,
wilayah Cakung itu cuma sedikit diisi oleh beras Bulog. Tapi ia
tetap kesepian karena barang dari Priok tak kunjung datang.
Sementara itu Priok bukan hanya menambah pergudangannya,
termasuk investasi swasta, bahkan juga dalam waktu dekat ini
akan mengoperasikan pelabuhan peti kemas sendiri, lengkap dengan
lapangannya.
Namun kini BPP Priok, karena adanya Inpres no. 12/1977 itu,
harus rela membantu Cakung. Sebagai pengelola Cakung, PT Bonded
Warehouse Indonesia (BWI) yang milik pemerintah sudah jelas
mendapat bantuan instansi Bea & Cukai yang membawa Kanwil di
situ. Cakung tak akan sepi lagi. Tapi porsi Priok pasti
berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo