Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto enggan berkomentar banyak mengenai ucapan calon presiden Prabowo Subianto bahwa 99 persen masyarakat Indonesia berada pada ekonomi pas-pasan. Sebab, ia belum melihat sumber data yang dipergunakan oleh Ketua Umum Gerindra itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau misalnya ada yg bilang dia bikin statement dari BPS atau dari world bank, atau IMF, tapi saya nggak melihat wujudnya (datanya) saya tidak akan komentar," ujar Suhariyanto di Sekolah Tinggi Ilmu Statistika, Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2018.
Suhariyanto berprinsip akan mengomentari suatu pernyataan apabila berbasis data. "Saya prinsipnya kalau ada yg membuat pernyataan, pertama kali kalau dia minta pendapat ke saya, saya akan cek dulu, sumber datanya ada nggak, saya harus pegang dulu."
Menurut Suhariyanto, seyogyanya sebuah pendapat harus dilandasi oleh data yang valid. Sebab, apabila datanya tidak ada, maka pernyataan tersebut akan sulit untuk ditanggapi. "Yang penting, datanya dulu kita lihat bersama, betul enggak interpretasinya seperti itu," ujar Suhariyanto.
Prabowo sebelumnya mengatakan 99 persen masyarakat Indonesia berada pada ekonomi pas-pasan. Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara deklarasi emak-emak Binangkit relawan Prabowo-Sandi di Pendopo Inna Heritage Hotel Denpasar, Bali, pada Jumat pekan lalu.
Menurut Prabowo, 73 tahun Indonesia merdeka, yang kaya semakin sedikit dan hanya segelintir orang saja. Ia mengatakan bahwa pernyataannya merupakan data fakta yang diakui oleh Bank Dunia.
Adapun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ikut mengomentari pernyataan dari bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu. Menurut dia, mengacu kepada data BPS, kemiskinan di Indonesia saat ini sudah menurun dan berada pada kondisi terbaik lantaran mencapai satu digit saja.
Moeldoko mengatakan komentarnya itu didasari data yang tidak sembarangan. "Kita bicara by data, bukan by nyeplos. Kita ini kan dikontrol semua orang. Kalau pemerintah bicara sembarangan, enggak bisa. Karena dikontrol oleh semua. Bank dunia atau semuanya ya ngetawain," ujar dia.
CAESAR AKBAR | FRISKI RIANA