Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Produksi Massal 10.000 Rapid Test Kit Dimulai Paling Lambat 8 Mei

Sebanyak 10.000 rapid test kit itu merupakan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) untuk mendeteksi IgG/IgM berbasis peptide sintesis.

4 Mei 2020 | 13.26 WIB

Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro. TEMPO/Khory
Perbesar
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro. TEMPO/Khory

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -  Menteri Riset dan Teknologi yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan pada bulan Mei ini akan diluncurkan produksi massal 10 ribu perangkat tes cepat (rapid test kit) untuk mendeteksi virus Corona atau Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Sebanyak 10.000 perangkat itu merupakan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) untuk mendeteksi IgG/IgM berbasis peptide sintesis, yang akan diproduksi paling lambat 8 Mei 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saat ini perangkat tersebut sedang dalam tahapan produksi massal yang dikerjakan oleh Konsorsium Riset BPPT dengan Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada," kata Bambang Brodjonegoro, Senin, 4 Mei 2020.

Perangkat tes tersebut mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah. Selain itu, pada akhir Mei 2020, ditargetkan perangkat tes berbasis PCR (PCR test kit) dapat diproduksi hingga 50.000 unit. Saat ini sedang berlangsung uji validasi produk.

Lebih jauh Bambang Brodjonegoro menjelaskan pengembangan obat dan vaksin untuk virus corona terus dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, PT Biofarma, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Saat ini pengembangan obat dan vaksin tersebut masih dalam tahapan uji klinis.

Konsorsium Covid-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi, kata Bambang, juga melakukan penelitian terkait pemanfaatan plasma konvalesen dari pasien yang sembuh Covid-19. Hasil penelitian itu diharapkan bisa jadi imunisasi pasif kepada pasien Covid-19 dengan kondisi berat.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus