Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. memutuskan membagikan dividen tunai untuk kinerja tahun buku 2019. Emiten berkode saham CPIN itu telah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Selasa, 25 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu keputusan yang dihasilkan yakni pembagian dividen tunai sebesar Rp 81 per saham atau 36,54 persen dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“(Dividen tunai) yang dibayarkan atas 16,39 miliar saham atau seluruhnya senilai Rp 1,32 triliun,” tulis Manajemen PT Charoen Pokphand Indonesia melalui siaran pers, Selasa, 25 Agustus 2020.
PT Charoen Pokphand melaporkan penjualan bersih Rp 58,63 triliun pada 2019. Posisi itu naik 8,67 persen dibandingkan dengan Rp 53,95 triliun per 31 Desember 2018.
Namun, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi secara year on year (yoy). Emiten berkode saham CPIN itu mengeluarkan Rp 50,53 triliun pada 2019 atau naik 12,75 persen dibandingkan dengan Rp 44,82 triliun tahun sebelumnya.
Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih besar membuat laba kotor perseroan turun 11,37 persen secara yoy menjadi Rp 8,09 triliun pada 2019. Tahun sebelumnya, CPIN masih mampu membukukan laba kotor Rp 9,13 triliun.
Sementara itu, laba usaha perseroan juga menyusut 23,97 persen secara tahunan pada 2019. Pos keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis susut dari Rp 10,58 miliar pada 2018 menjadi Rp 3,66 miliar tahun lalu.
Salah satu kenaikan signifikan yang menekan laba usaha perseroan yakni beban operasi lainnya. Pos itu naik dari Rp 123,72 miliar pada 2018 menjadi Rp 580,63 miliar per 31 Desember 2019.
Pada 2019, PT Charoen Pokphand Indonesia mengantongi laba selisih kurs Rp 60,23 miliar. Posisi itu berbalik dari rugi kurs Rp 144,78 miliar periode 2018.
Dengan demikian, PT Charoen Pokphand Indonesia mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 3,63 triliun pada 2019. Posisi itu turun 20,20 persen dibandingkan dengan Rp 4,55 triliun per 31 Desember 2018.
Baca Juga: Unilever Sebar Dividen Rp 4,1 T, Ini Waktu Pembagiannya