Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

PUPR Anggarkan Rp 27,01 T untuk Program Infrastruktur SDA Strategis, Apa Saja?

PUPR pada tahun ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 27,01 triliun untuk program pembangunan infrastruktur strategis di bidang sumber daya air.

16 Februari 2022 | 16.00 WIB

Suasana aktivitas pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 3 September 2021. Pembangunan bendungan dry dam atau kering di Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama di Indonesia dan khusus dibangun untuk mengendalikan banjir ibu kota DKI Jakarta dari hulu hingga hilir. Kedua bendungan ini akan terisi saat musim hujan dan akan mereduksi aliran air dari hulu ke hilir sehingga bisa mengurangi banjir di kawasan Jabodetabek. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Suasana aktivitas pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 3 September 2021. Pembangunan bendungan dry dam atau kering di Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama di Indonesia dan khusus dibangun untuk mengendalikan banjir ibu kota DKI Jakarta dari hulu hingga hilir. Kedua bendungan ini akan terisi saat musim hujan dan akan mereduksi aliran air dari hulu ke hilir sehingga bisa mengurangi banjir di kawasan Jabodetabek. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 27,01 triliun untuk program pembangunan infrastruktur strategis di bidang sumber daya air. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko dalam rapat kerja dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 15 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dana yang direncanakan juga untuk melakukan revitalisasi sejumlah infrastruktur di berbagai daerah. “Antara lain rehabilitasi di Pante Lhong (Aceh), lalu juga pembangunan daerah irigasi di Sidilantano (Sumatera Utara), daerah irigasi Batang Asai (Jambi), daerah Kaubun (Kalimantan Timur), Kaluku (Sulawesi Barat), Kurik dan Tanah Miring (Papua),” kata Jarot.

Rincian alokasi anggaran Rp 27,01 triliun itu sebagai berikut:

  • Rp 11,67 triliun, untuk pembangunan lingkup bendungan, situ, dan danau.
    Dana tersebut untuk melanjutkan pembangunan 33 bendungan, pembangunan dua bendungan baru, serta revitalisasi danau dan situ. “Dan pemanfaatan bendungan, dalam hal ini sebagai air baku premium,” kata Joko.
  • Rp 5,95 triliun, untuk pembangunan irigasi, rehabilitasi atau peningkatan irigasi, dan pemanfaatan lingkungan.
  • Rp 7,37 triliun, untuk pengendalian daya rusak, di antaranya untuk pengendalian banjir, pengamatan pantai, pembangunan pengendalian sedimen.
  • Rp 2,02 triliun, untuk penyediaan air baku. Pengerjaan ini untuk penyediaan air baku untuk mendukung Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), pemanfaatan bendungan, dan penyediaan air baku untuk keperluan lainnya.

Joko menyebutkan pembangunan infrastruktur sumber daya air tahun ini juga termasuk kepada sejumlah proyek yang masih dalam pengerjaan maupun untuk penambahan kapasitas.

“Target pembangunan infrastruktur tahun 2022 antara lain 10.035 hektare untuk pembangunan daerah irigasi, 142.615 hektare rehabilitasi jaringan irigasi, 35 bendungan termasuk di dalamnya dua baru plus 33 on going, dan juga 21 embung,” kata Joko.

Selain itu, pemerintah menyiapkan program pengendali banjir dan pengaman pantai sepanjang 157 kilometer dan juga menambah ketersediaan air baku sekitar 2,86 meter kubik per detik.

Adapun sepanjang tahun 2021 lalu, tercatat ada program 48 unit bendungan yang dibangun. Rinciannya adalah 32 unit di antaranya masih dalam proses pembangunan dan 16 bendungan sudah selesai dibangun.

Dengan begitu, sepanjang tahun 2015 sampai 2020 sudah ada 14 bendungan dan pada 2021 terdapat 15 bendungan selesai dibangun dengan total kapasitas tampung sebesar 1,77 miliar meter per kubik.

Joko memaparkan dalam periode waktu itu ada penambahan daerah irigasi sebesar 22.958,3 hektare dan ada juga daerah irigasi yang direhabilitasi kurang lebih 364,510 hektar. "Kita juga membangun 43 embung dan juga 261,29 kilometer pengendali banjir, pengaman pantai untuk perlindungan 9.800 hektar kawasan terdampak banjir dan juga kita menyiapkan 4,57 meter per kubik untuk layanan air baku."

Bila dibandingkan dengan yang dialokasikan pada tahun 2021 lalu, anggaran yang direncanakan oleh Kementerian PUPR pada tahun 2022 ini lebih rendah. Situs resmi Kementerian PUPR mencatat, pada awal Februari 2021, pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan di bidang sumber daya air senilai Rp 58,5 triliun.

Anggaran ini di antaranya digunakan untuk pembangunan 48 bendungan (5 baru dan 43 on going), 42 embung, 25.000 hektare pembangunan daerah irigasi dan 250.000 hektare rehabilitasi jaringan irigasi.

Adapun per 1 Februari 2021 tercatat bahwa penyerapan anggaran pembangunan infrastruktur dari total alokasi yang diberikan ke Kementerian PUPR sebanyak 7,08 persen atau sekitar Rp 10,6 triliun. Adapun total anggaran Kementerian tersebut sebesar Rp 149,8 triliun.

Joko pada tahun lalu menjelaskan ke DPR bahwa untuk anggaran program irigasi dan rawa sebesar Rp 13,90 triliun dengan target pembangunan irigasi sebanyak 25 ribu hektare dan rehabilitasi irigasi 250 ribu hektare.

Lalu pada program pengendalian daya rusak dianggarkan Rp 11,38 triliun dengan target sepanjang 224,03 kilometer dan pengendali sedimen atau lahar 53 buah, serta pengaman pantai sepanjang 41,55 kilometer.

Kemudian ada program bendungan dan danau yang diperkirakan memakan anggaran Rp 19,32 triliun dengan target melanjutkan pembangunan 43 unit, bendungan baru lima unit, pembangunan embung 23 unit, dan revitalisasi tujuh danau.

Selain itu ada program infrastruktur dasar seperti air tanah dan air baku yang membutuhkan dana Rp 4,35 triliun dengan target penyediaan air baku dengan kapasitas 3,5 meter kubik per detik, sumur air tanah untuk air baku, dan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH) atau Perusahaan Air Minum (PAM). “Untuk ABSAH ini lokasinya tersebar dengan total anggaran perkiraan Rp 4,35 triliun,” katanya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus