Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

RI Bidik 12 Negara Tujuan Ekspor Non Tradisional, Mulai dari Amerika Latin hingga Timur Tengah

Pemerintah akan mendorong perluasan ke 12 negara tujuan ekspor non tradisional untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi.

25 Januari 2024 | 16.38 WIB

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan mendorong perluasan negara tujuan ekspor untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan hal tersebut karena perekonomian di sejumlah negara mitra dagang utama Indonesia diperkirakan masih berlanjut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Karena lihat trennya, dengan prediksi ekonomi global melambat dan global trade menurun, kita harus lebih ekstra lagi mengejar ekspor,” ujar Susiwijono ketika ditemui usai acara Investortrust Economic Outlook 2024 di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, kata Susiwijono, salah satu upaya yang tengah dilakukan adalah memetakan negara tujuan ekspor di luar negara tradisional. “Kami mencoba melebarkan ke non-traditional market, ke pasar yang lebih luas lagi,” tuturnya.

Menurutnya, pemerintah sudah berdiskusi mendapat setidaknya 12 negara yang potensial, seperti negara-negara di Amerika Latin, Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah. 

“Kami lagi pilah-pilah, intinya di luar top five yang selama ini ada, Cina, Amerika, Jepang, India, Singapura, Korea, itu kan traditional market,” kata dia.

Selain itu, pemerintah juga berfokus untuk menggali lebih lanjut soal kerja sama perdagangan yang sudah dijalin sebelumnya, seperti perjanjian komprehensif dan progresif untuk kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), hingga kerja sama yang aktif dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Adapun hal ini selaras dengan terbentuknya Satuan Tugas (Satgas) Peningkatan Ekspor sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 24 tahun 2023. 

“Kami targetkan nanti di pertengahan bulan depan, Februari 2024, karena kebetulan, Pak Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merupakan kepala Satgasnya.” 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus