Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berkarier menjadi seorang animator memang kerap dipandang sebelah mata, khususnya di Indonesia. Co-Owner Kolla Community Center, Ellen Xie, mengatakan perkembangan animasi di Indonesia memang masih sangat jauh tertinggal jika dibanding animasi luar, seperti di Hollywood. Industri animasi di Indonesia memang masih terbilang muda. Adapun tahap pertumbuhan industri animasi dalam negeri, kata Ellen, mirip dengan perkembangan industri game. Ketika banyak orang tertarik, maka akan muncul sekolah yang berkonsentrasi pada bidang animasi. Setelah itu baru muncul studio animasi. Setelah matang, produk berbasis teknologi akan bermunculan. Baca: Agar Jajanan Pasar Naik Tingkat, Intip Cara Jepang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Indonesia sedang berada pada tahap outsourcing, sekolah, atau studio animasi muncul. Kita hanya tinggal menunggu produk animasi lokal yang dihasilkan sendiri," ujar Ellen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga saat ini, Ellen menyebutkan industri animasi yang berkembang di Indonesia paling mungkin berada di sektor periklanan atau advertising. Meski begitu, Ellen yakin masa depan industri animasi kian terang lantaran saat ini produk animasi dan game telah banyak yang berkolaborasi (blending). Animasi juga saat ini sudah banyak yang menggunakan perangkat game.
Menurut dia, kolaborasi yang dilakukan itu dapat membantu produksi animasi. Terlebih dengan adanya teknologi virtual reality, kolaborasi perangkat animasi dan game juga akan semakin marak. "Menurut pandangan saya, masa depan industri animasi di Indonesia akan mengarah ke sana," ujar Ellen. Baca: Umat Budha Rayakan Hari Waisak 2018, Simak 5 Fakta Hari Waisak
Seorang animator yang telah terjun di industri animasi profesional selama 10 tahun, Ronny Gani, menuturkan sebetulnya tidak bijak jika membandingkan perkembangan industri animasi di Indonesia dengan negara lain. Terlebih, kata dia, industri animasi Tanah Air baru mulai berkembang pada 2007. Meski tak sedikit perusahaan animasi yang secara bisnis tak stabil, pria yang ikut melibatkan diri sebagai animator film Avengers: Infinity War ini mengatakan industri animasi tidak akan mati. "Perusahaan tutup bukan berarti industri animasi tutup, apalagi dengan adanya perkembangan teknologi," ujar Ronny.
Pendiri Bengkel Animasi ini melihat bahwa industri animasi bakal menggeliat dari berkembangnya telepon pintar. Menurut dia, karier sebagai seorang animator akan terus dibutuhkan lantaran tidak ada smartphone yang tidak membutuhkan konten animasi dalam visualisasinya. Ronny menyebutkan hampir seluruh konten perangkat berbasis visual menggunakan jasa studio animasi. "Content creator itu akan terus berkembang dan dibutuhkan," kata Ronny. Baca: Mau Hemat saat Puasa? 3 Cara Ini Cocok untuk Anak Kos
Tak hanya smartphone, televisi pun turut berkembang dan membutuhkan jasa seorang animator. Apalagi, kata dia, saat ini banyak masyarakat yang memilih streaming film dan serial televisi berlangganan, seperti Netflix, Amazon, Hooq, dan iFlix. Menurut Ronny, banyak platform baru yang membutuhkan konten digital lewat animasi. Industri animasi, kata Ronny, akan terus berkembang siapa pun pelakunya.
"Teknologi sudah semakin canggih. Itu akan menciptakan peluang bagi studio baru dan pelaku industri animasi," ujar Ronny.
KORAN TEMPO