Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Semester I 2015, Lifting Migas Tidak Sesuai Target

Produksi semester ini cukup fluktuatif.

8 Juli 2015 | 19.38 WIB

TEMPO/Dhemas Reviyanto
material-symbols:fullscreenPerbesar
TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan lifting minyak dan gas belum sesuai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015. Lifting minyak bumi hanya mampu mencapai 763 ribu barel per hari, atau memenuhi sekitar 92,6 persen target.

"Kami masih harus me-manage kegiatan produksi dengan baik supaya pada akhir tahun target tercapai," kata Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Rabu, 8 Juli 2015.

Lifting gas sampai Juni 2015 juga masih memenuhi 96,4 persen target, atau sekitar 6.587 kaki kubik per hari. Secara total, lifting migas paruh pertama 2015 mencapai 1,94 juta barel setara minyak per hari atau 94,8 persen dari target sebanyak 2.045 juta barel setara minyak per hari.

Amien menjelaskan produksi semester ini cukup fluktuatif. Ketidakstabilan produksi disebabkan beberapa unplanned shutdown.Misalnya, pada kasus di lapangan Duri di Riau yang aliran minyaknya tersumbat karena suhu yang turun pada awal tahun lalu. Ada juga pompa penyedot ataupun pompa penekan yang rusak.

"Sebenarnya langkah antisipasi sudah dilakukan, tapi tetap saja. Akhirnya, saat kami menghitung, itu masuk kategori unplanned," ucap Amin.

SKK Migas optimistis lifting minyak sesuai target karena lapangan Banyu Urip, yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), sudah mulai beroperasi. Puncak produksi bakal mencapai 185 ribu bph pada November mendatang. Saat ini produksi minyak Banyu Urip sebesar 80 ribu bph, atau masih di bawah target menurut work plan and budget (WPnB) EMCL.

Amien menambahkan, ada ancaman produksi Banyu Urip, yakni gas ikutan yang akan keluar ke permukaan bumi pada Oktober-Desember mendatang. Gas ini bersifat merusak lingkungan sehingga pengolahannya, dengan cara dibakar (flaring), harus seizin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Jika proses ini selesai, SKK Migas optimistis produksi Cepu bakal sesuai target. "Kami juga tetap memastikan tidak ada hambatan teknis sampai puncak produksi," ujar Amien.

ROBBY IRFANY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan Adiwijaya

Setiawan Adiwijaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus