Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Setuju dengan Anies soal IKN, Ekonom: Tanpa APBN Siap-Siap Jadi Hambalang Baru

Ekonom Indef Nailul Huda setuju soal pendapat Anies yang menyebut IKN Nusantara perlu ditinjau ulang. Apa alasannya?

14 Desember 2023 | 17.08 WIB

Suasana pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat 22 September 2023. Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Perbesar
Suasana pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat 22 September 2023. Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pada debat capres perdana Selasa, 12 Desember 2023 lalu, calon presiden atau capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyatakan pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara perlu dikaji ulang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda setuju soal ini. "Saya rasa pendapat dengan Anies soal IKN ini. Masuk akal untuk ditinjau ulang karena ke depan, bisa membebankan keuangan negara," ucap Nailul dalam keterangannya kepada Tempo pada Kamis, 14 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anies menyebut, IKN dapat menjadi beban bagi negara setelah pemerintahan Jokowi berakhir. Alasannya, minat investor untuk berinvestasi di IKN masih rendah. 

Rendahnya minat investor itu mengakibatkan pembangunan di IKN mengandalkan APBN. "Bagi APBN yang sangat terbatas, pasti ada relokasi anggaran jika ingin dilanjutkan. Program pemerintahan selanjutnya bisa terhambat. Jika enggak pakai APBN, siap-siap IKN jadi hambalang baru," ucap Nailul.

Pada acara debat pertama calon presiden di Gedung KPU, Selasa malam, 12 Desember 2023, Anies mengungkapkan bahwa IKN perlu ditinjau ulang. Menurut Anies, ada kebutuhan yang lebih mendesak di wilayah Kalimantan dibandingkan membangun IKN, di antaranya ada kebutuhan untuk membangun sekolah yang rusak, jalur kereta api atau jalur tol antar kota yang bisa dirasakan langsung oleh rakyat.

Selanjutnya: “Sementara yang kita kerjakan hanya membangun...."

“Sementara yang kita kerjakan hanya membangun tempat untuk aparatur sipil negara (ASN) bekerja. Bukan untuk rakyat dan bukan pusat perekonomian,” ucap Anies.

Selain itu, Anies menyebut, Jakarta memiliki masalah mulai dari lingkungan hidup, lalu lintas, hingga kepadatan penduduk. Apabila itu ditinggalkan dengan memindahkan ibu kota ke IKN, maka kata dia, masalah di Jakarta tidak akan otomatis terselesaikan.

"Kalau ada masalah jangan ditinggalkan, diselesaikan," kata Anies saat merespons pertanyaan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo tentang rencana kepindahan ibu kota ke Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

Pemerintah Indonesia, kata Anies, jangan sampai meniru pemerintah kolonial Belanda yang memindahkan pusat pemerintahan ketika ada masalah.

Anies mengatakan awalnya pemerintah kolonial Belanda berpusat di daerah Kota Tua, Jakarta. Tetapi karena di wilayah itu permukaan tanahnya turun, mereka memindahkan ke arah selatan dan membangun pusat pemerintahan di sekitar kawasan yang sekarang berdiri Monumen Nasional (Monas).

Oleh karena itu, Anies mengatakan permasalahan di Jakarta harus diselesaikan antara lain dengan mengatasi masalah transportasi umum dan menambah pembangunan taman. "Dan itu dikerjakan untuk membuat Jakarta menjadi kota yang aman nyaman," kata dia.

YOHANES MAHARSO | ANDIKA DWI | RADEN PUTRI | MOH. KHORY ALFARIZI | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus