Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Isfhan Helmy dari Sinarmas Sekuritas atau SimInvest memprediksi dampak konflik Timur Tengah tidak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Isfhan mengatakan, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari pertama pasca libur lebaran semata untuk memfaktorkan penurunan bursa saham AS sepanjang pekan libur lebaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tekanan jual asing pun relatif terbatas, di mana pada perdagangan hari Selasa, 16 April 2024 kemarin tercatat outflows signifikan hanya pada saham Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI),” kata dia dalam keterangan resmi pada Kamis, 18 April 2024.
Dia melanjutkan, SimInvest melihat kondisi saat ini hanya menjadi trend bearish sementara bagi IHSG. "Justru sebaiknya merupakan peluang untuk masuk pada emiten-emiten berfundamental bagus."
SimInvest menjagokan sejumlah emiten yang berpotensi moncer. Mulai Indofood, Sumber Alfaria hingga Mayora Indah. Misalnya Indofood CBP-ICBP (Buy, TP Rp 12.750 dengan 26 persen potensi kenaikan). Kemudian, Sumber Alfaria-AMRT (Buy, TP Rp 3.250 dengan 16 persen potensi kenaikan). Lalu, Mayora Indah-MYOR (Buy, TP Rp 2.820 dengan 21 persen potensi kenaikan).
Sementara untuk sektor perbankan SimInvest menjagokan Bank Mandiri-BMRI dan Bank Negara Indonesia dengan 22 persen potensi kenaikan.
Di samping itu, Sinarmas Sekuritas juga melihat potensi reversal di Telkom Indonesia (TLKM), karena valuasi sudah menyentuh level 2 st. Adapun deviasinya di bawah rata-rata P/E 5-tahun di 11.7x.
"Sinarmas Sekuritas merekomendasikan Buy untuk TLKM dengan TP Rp 4.200, 30 persen potensi kenaikan. Sinarmas Sekuritas menyarankan investor agar tetap tenang dan memanfaatkan penurunan harga saham saat ini sebagai entry point dengan harga yang terdiskon," kata Isfhan.