Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Soal Harga Elpiji 12 Kg, Pertamina Tolak Rekomendasi ICW  

Pertamina menolak rekomendasi ICW dan menegaskan bahwa konsumsi elpiji 12 kilogram berbeda dengan barang lainnya.

21 Agustus 2015 | 17.36 WIB

Pekerja menata tabung gas Elpiji ukuran 12 kg di Jalan Merdeka, Kota Tangerang, Banten, Kamis (24/9). PT Pertamina (Persero) berencana menaikkan harga jual elpiji ukuran 12 kilogram secara bertahap sebesar Rp 100 per bulan, kenaikan tersebut dipicu o
Perbesar
Pekerja menata tabung gas Elpiji ukuran 12 kg di Jalan Merdeka, Kota Tangerang, Banten, Kamis (24/9). PT Pertamina (Persero) berencana menaikkan harga jual elpiji ukuran 12 kilogram secara bertahap sebesar Rp 100 per bulan, kenaikan tersebut dipicu o

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero)  menolak rekomendasi Indonesia Corruption Watch (ICW) untuk mengevaluasi harga elpiji  12 kilogram setiap dua bulan sekali.

"Kami tidak setuju soal itu karena, ketika kita mengevaluasi harga per bulan, justru menimbulkan gejolak harga di masyarakat  dan jalur distribusi," ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro, dalam konferensi pers yang digelar di JCC, Jumat, 21 Agustus 2015.

Dia mencontohkan, saat elpiji harga turun, masyarakat kurang merasakan dampaknya. Jalur distribusi juga mengalami kerugian lantaran harga elpiji yang sudah dijual tinggi harus dijual dengan harga rendah. Sedangkan saat harga naik, sektor usaha yang terkait dengan elpiji serta konsumen rumah tangga paling merasakan dampaknya, yang akhirnya mendorong inflasi  cukup tinggi.

Wianda menjelaskan, pola konsumsi elpiji 12 kilogram berbeda dengan barang lainnya. Berdasarkan riset lembaga independen,  penggunaan elpiji 12 kilogram dikonsumsi lebih dari 1 bulan per tabung. Selaim itu,  rantai distribusi  yang melibatkan sub-agen dan warung tidak sesuai apabila penyesuaian harga dilakukan dalam periode yang lebih pendek.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, menurut Wianda, pasca-penyesuaian harga elpiji 12 kilogram per 1 April 2015, Pertamina berusaha menjaga kestabilan harga agar tidak memberi kontribusi inflasi tambahan. "Upaya ini dilakukan  sembari mengevaluasi pergerakan harga minyak dan gas yang belum stabil dan penguatan kurs dolar Amerika terhadap rupiah yang semakin meningkat."

Wianda mengatakan, penyesuaian harga yang telah mencapai keekonomian sebenarnya justru dapat menjadi daya tarik bagi hadirnya kompetitor. "Ini  dapat menciptakan bisnis elpiji yang  lebih sehat di masa mendatang," ucapnya.

DIAH HARNI SAPUTRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan Adiwijaya

Setiawan Adiwijaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus