Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Soal Panama Papers, PPATK: Tak Mudah Cari Bukti  

PPATK mengklaim memiliki data yang bisa disandingkan: Panama Papers, off shore leak papers, dan PPATK papers.

25 April 2016 | 20.00 WIB

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 11 Februari 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Perbesar
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 11 Februari 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf menyatakan tidak mudah mencari bukti yang berkaitan dengan data Panama Papers. Sejauh ini, pemeriksaan PPATK terhadap data yang dimiliki baru pada tahap mencurigakan. "Kami punya data yang bisa disandingkan, ada Panama Papers, offshore leak papers, ada PPATK papers," ucap Yusuf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 25 April 2016.

Berdasarkan data PPATK, ada sejumlah nama yang secara intensif dikoordinasikan dengan Direktorat Jenderal Pajak. Tapi, ia menegaskan, apa yang ada dalam data tidak serta-merta bisa dikaitkan dengan unsur pidana.

Ia tak menampik bahwa dalam data yang dimiliki PPATK terdapat nama pejabat. Namun Yusuf enggan menyebutkannya. "Ada di antara Panama. Tidak otomatis dia salah."

Selain berkoordinasi dengan Ditjen Pajak, kata dia, PPATK akan menentukan prioritas di unit kerja atau Satuan Tugas Pengamanan Pengampunan Pajak. Prioritas kerja PPATK meliputi profil orang, daerah atau wilayah transaksi, jumlah uang, preferensi, dan jenis mata uang.

Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi enggan berkomentar soal keterkaitan antara data Panama Papers dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan. "Saya tidak tahu. Itu kan pers yang sebut. Saya teliti lagilah," ucapnya.

ADITYA BUDIMAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Retno Sulistyowati

Retno Sulistyowati

Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo pada 2001 dengan meliput topik ekonomi, khususnya energi. Menjuarai pelbagai lomba penulisan artikel. Liputannya yang berdampak pada perubahan skema impor daging adalah investigasi "daging berjanggut" di Kementerian Pertanian.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus