Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sri Mulyani: Dunia sedang Tidak Baik-baik Saja, Keuangan Negara Selalu Menjadi Isu Politik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini dunia tidak dalam situasi yang baik-baik saja.

5 Oktober 2023 | 19.31 WIB

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menetri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menetri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini dunia tidak dalam situasi yang baik-baik saja karena perubahan iklim, pandemi yang melanda, perkembangan teknologi, serta kondisi geopolitik yang sekarang berubah. Hal itu disampaikan di depan para wisudawan Politeknik Keuangan Negara STAN 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Untuk menghadapi situasi tersebut, Sri Mulyani berharap agar wisudawan PKN STAN memahami politik. “Politik dengan huruf P besar. Politik itu artinya bagaimana setiap kegiatan punya konsekuensi kepada masyarakat luas,” ujar dia dalam acara wisuda yang disiarkan langsung di akun YouTube PKN STAN, pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut bendahara negara, para wisudawan harus paham politik pada level mikro hingga global. Sri Mulyani menyarankan agar wisudawan tidak memiliki ilusi bahwa keuangan negara itu adalah murni masalah akuntansi dan membuat neraca, tapi masalah teknokrasi yang harus ditingkatkan.

Sri Mulyani menjelaskan keuangan negara adalah instrumen negara, maka itu menjadi objek politik. Sehingga, kata dia, jangan kaget ketika masalah keuangan negara akan selalu menjadi isu politik. Mulai dari utang yang mungkin sudah sering dibahas dan dipertanyakan.

Menurut mantan Direktur Bank Dunia itu, pajak serta bea dan cukai adalah dua hal yang paling dibenci sekaligus dirindukan oleh orang Indonesia. Sehingga, jika mendapatkan kritik, lulusan PKN STAN harus mampu menjelaskan mengenai kondisi keuangan negara, untuk kebaikan bangsa Indonesia.

Jika tidak yakin dalam melakukan kebaikan melalui keuangan negara, kata Sri Mulyani, jangan bekerja di Kementerian Keuangan. Meski pemerintah sudah memberikan investasi selama empat tahun bagi para wisudawan yang belajar di PKN STAN, tapi jika setelah lulus tidak yakin, jangan bergabung dengan Kementerian Keuangan.

“Kalian yakini jangan menjadi manusia munafik. Bekerja, menerima gaji, kemudian Anda hatinya berselingkuh di tempat lain. Karena Indonesia tidak mampu untuk punya orang-orang yang pikiran dan hatinya bimbang,” ucap dia.

Menurut Menkeu Sri Mulyani, setiap kebimbangan pasti mengambil pikiran dan perhatian pribadi seseorang itu sendiri. Sehingga, tidak bisa berfokus dan konsentrasi memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. “Karena Anda bimbang terus.”

Sri Mulyani mengingatkan, agar jangan gentar dan kagetan terhadap keuangan negara ini. Namun, harus memahami dan yakin agar wisudawan melakukan kebaikan untuk masyarakat. “Anda sangat boleh terbuka berdebat, meneliti, mengkritisi, jangan sampai Anda berhenti belajar,” kata dia.

Itu semua, dia berujar, baru politik di dalam negeri, tapi di dunia ada geopolitik di mana muncul persaingan antar negara. Menurut Sri Mulyani, negara-negara yang lemah akan mudah sekali disepelekan. Sementara, negara yang kuat dihormati, yang punya martabat dan ditopang dengan kinerja ekonomi keuangan negara yang baik akan sangat dilihat.

Dia mengatakan negara yang kuat itu bukan soal pidatonya yang hebat, tapi yang bermartabat. Dan itu adalah hasil kerja keras, salah satunya melalui kebijakan keuangan negara yang sehat dan kuat. “Jadi kalian adalah elemen penting, bagian penting untuk membuat Indonesia kuat,” tutur Sri Mulyani.




M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus