Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sri Mulyani Perkirakan Defisit APBN 2021 Lebih Rendah Rp 66,8 T dari Target

Sri Mulyani mengatakan outlook defisit anggaran pemerintah akan lebih kecil ketimbang rencana di Undang-undang APBN 2021.

12 Juli 2021 | 19.46 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020. DPR menyetujui Menteri Keuangan mengenakan cukai terhadap produk plastik yang meliputi kantong plastik hingga minuman berpemanis dalam kemasan plastik atau kemasan kecil (sachet). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020. DPR menyetujui Menteri Keuangan mengenakan cukai terhadap produk plastik yang meliputi kantong plastik hingga minuman berpemanis dalam kemasan plastik atau kemasan kecil (sachet). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan outlook defisit anggaran pemerintah akan lebih kecil ketimbang rencana di Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kita lihat outlook defisit kita akan lebih kecil ketimbang APBN awal. APBN awal Rp 1.006,4 triliun defisitnya. Kami perkirakan defisitnya Rp 66,8 triliun lebih kecil yaitu Rp 939,6 triliun," ujar dia dalam Rapat bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 12 Juli 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Sri Mulyani, lebih kecilnya defisit ketimbang rencana di APBN itu adalah sesuatu yang bagus. Sebab, itu berarti APBN bisa tetap responsif membantu rakyat, dunia usaha, hingga menangani Covid-19. Namun, di saat yang sama juga defisitnya bisa berkurang ke tingkat yang semakin hati-hati.

"Ini akan kita coba terus pelihara. Sehingga konsolidasi fiskal tetap berjalan, namun tidak berarti kita tidak bisa bantu ekonomi masyarakat dan menangani Covid-19 yang efektif," ujar dia.

Berkurangnya defisit itu sejalan dengan outlook pendapatan negara yang diperkirakan 101 persen dari target APBN. Penerimaan negara pada 2021 diperkirakan mencapai Rp 1.760,7 triliun atau lebih tinggi Rp 17,1 triliun dari target APBN.

"Proyeksi ini sangat tergantung kepada kondisi ekonomi dan Covid. Terutama nanti terlihat di perpajakan," kata Sri Mulyani.

Berdasarkan bahan paparan Sri Mulyani, penerimaan dari sektor pajak diperkirakan sebesar Rp 1.176,3 triliun atau 95,7 persen dari target tahun ini. Adapun penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai diperkirakan 104,3 persen dari target atau sebesar Rp 224,1 triliun. Adapun PNBP diperkirakan sebesar 119,9 persen dari target atau sebesar Rp 357,7 triliun.

Sementara itu, belanja negara diperkirakan sebesar Rp 2.700,4 triliun untuk keseluruhan tahun. Angka tersebut adalah 98,2 persen dari target APBN 2021.

"Defisit APBN ini diperkirakan masih 5,7 persen PDB. Tentu kita akan lihat persentase terhadap PDB tergantung PDB dan nominalnya. Kita hitung saat nominal PDB dipublikasi BPS," ujar Sri Mulyani.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus