Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Targetkan 5.635 Rumah, BTN Genjot Penyaluran Subsidi Via Tabungan

BTN akan menyelenggarakan akad KPR masal untuk mengejar target 5.635 unit rumah sampai akhir 2019.

30 November 2019 | 16.12 WIB

Petugas menawarkan properti pada pengunjung dalam acara Indonesia Property Expo (IPEX) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, 16 November 2019. Dalam IPEX 2019 BTN membidik potensi transaksi KPR senilai Rp3 triliun. TEMPO/Fajar Januarta
material-symbols:fullscreenPerbesar
Petugas menawarkan properti pada pengunjung dalam acara Indonesia Property Expo (IPEX) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, 16 November 2019. Dalam IPEX 2019 BTN membidik potensi transaksi KPR senilai Rp3 triliun. TEMPO/Fajar Januarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN akan meningkatkan penyaluran subsidi rumah menjelang akhir 2019 melalui skema tabungan atau dikenal sebagai Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

"Kami akan selenggarakan akad KPR masal untuk mengejar target 5.635 unit sampai dengan akhir tahun 2019," kata Direktur Consumer & Commercial Lending Bank BTN, Hirwandi Gafar di Jakarta, Jumat, 29 November 2019.

Program akad KPR masal digelar tanggal 25 - 29 November 2019 di Kantor Cabang Bank BTN. Dengan upaya tersebut, BTN sukses meraih penyaluran KPR dengan skema BP2BT sebanyak lebih dari 1.200 unit . Salah satu lokasi penyelenggaraan akad massal KPR dengan skema BP2PT adalah kantor cabang Bogor dengan jumlah peserta sebanyak 200 debitur.

“Pengajuan BP2BT kami pacu seiring menipisnya kuota FLPP sehingga akhir tahun ini kami optimistis dapat menyelesaikan target penyaluran BP2BT untuk 5.635 unit rumah,” kata Hirwandi.

Bank BTN mendapatkan kuota BP2BT dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sementara itu sepanjang 2019 Bank BTN diperkirakan telah menyalurkan KPR dengan skema BP2BT untuk 5.635 unit rumah atau senilai Rp 609 miliar.

Dengan pencapaian tersebut, Bank BTN menjadi bank pelaksana penyalur KPR dengan skema BP2BT terbanyak di Indonesia.

Hirwandi menjelaskan bahwa KPR yang disalurkan dengan skema BP2BT tersebut merupakan hasil kerja sama pemerintah dengan Bank Dunia. Adapun dalam skema ini, yang diterima konsumen adalah keringanan uang muka, karena BP2BT memberikan subsidi uang muka hingga 40 persen atau dengan jumlah maksimal Rp 40 juta untuk pembelian rumah tapak.

Sementara suku bunga pada KPR BP2BT mengikuti suku bunga komersial.

Penyaluran KPR subsidi dengan skema BP2BT, menurut Hirwandi pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang memenuhi persyaratan, di antaranya belum memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan dalam bentuk apapun, dan memiliki penghasilan maksimal Rp 6,5 juta (jika akan membeli rumah tapak) dan Rp 8,5 juta (jika ingin membeli rumah susun), serta sudah menabung di bank selama tiga bulan dengan batasan saldo pada saat pengajuan sebesar Rp 2 hingga 5 juta (tergantung besar penghasilan).

“Untuk memudahkan penyaluran KPR Subsidi dengan skema BP2BT maupun FLPP, kami aktif menjalin kerjasama perusahaan swasta ataupun BUMN yang memiliki karyawan dengan persyaratan di atas, contoh perusahaan yang kami sudah gandeng adalah Grab, Go-jek dan Bluebird serta sejumlah asosiasi profesi diantaranya Asosiasi pencukur rambut Garut dan Asosiasi penjual mie dan bakso,” kata Hirwandi.

Program Sejuta Rumah diinisiasi Presiden Joko Widodo dan sudah berjalan sejak 2015. Kementerian PUPR menggandeng perbankan termasuk Bank BTN untuk menyalurkan subsidi dengan berbagai skema, di antaranya FLPP dan BP2BT dan Bantuan Uang Muka atau BUM.

Sebagai penguasa pangsa pasar KPR Subsidi sebesar 91,55 persen, Bank BTN berupaya aktif menyukseskan program tersebut dengan melakukan sosialisasi dan promosi lewat pameran properti , bekerjasama dengan perusahaan swasta maupun BUMN, dan menggandeng pengembang rumah subsidi dan mendidik serta melatih pengembang muda dalam Housing Finance Center (HFC).

Per September 2019, perseroan telah menyalurkan kredit perumahan untuk 610.526 unit rumah. Menurut Hirwandi, pencapaian tersebut setara 76,31 persen dari total target Bank BTN dalam mendukung program nasional ini.

“Secara total, hingga akhir tahun nanti, BTN berupaya menyalurkan kredit perumahan untuk 800 ribu unit rumah,” kata dia.

Adapun, penyaluran tersebut terdiri atas kredit perumahan untuk 315.845 unit hunian subsidi senilai Rp 9,17 triliun. Kemudian, untuk segmen non-subsidi, Bank BTN telah memberikan kredit perumahan untuk 135.791 unit rumah atau setara Rp 14,99 triliun. Kinerja positif KPR Bank BTN pun sukses menempatkan bank spesialis pembiayaan perumahan ini tetap menjadi pemimpin di pasar KPR.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus