Minim Industri Hilir di Penghiliran Jokowi

Jokowi meresmikan tiga smelter menjelang lengser. Namun program penghiliran dikritik lantaran industri hilir belum berkembang.

27 September 2024 | 00.00 WIB

Perbesar

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (keempat kiri), Menteri Investasi Rosan Roeslani (ketiga kiri), Penjabat Gubernur Jawa TImur Adhy Karyono (kedua kiri), Penjabat Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk (keempat kanan), Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas (kelima kiri), Chairman of the Board and Chief Executive Officer Freeport McMoran Richard C Adkerson (kelima kanan), President Freeport McMoran Inc Kathleen L Quirk (ketiga kanan), dan Wakil Ketua DPR 2014-2019 Fahri Hamzah (kanan), dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (kiri) menekan tombol saat peresmian produksi smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Smelter PTFI, Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur, 23 September 2023. ANTARA/Rizal Hanafi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

Di sisa masa jabatannya yang tak sampai sebulan, Presiden Joko Widodo meresmikan produksi awal tiga smelter atau fasilitas pengolahan sekaligus dalam dua hari.
Keberadaan smelter yang mulai beroperasi membutuhkan dukungan industri hilir dalam negeri. Penyerapan hasil olahan tembaga di dalam negeri masih minim.
Pemerintah dinilai berperan penting menghadirkan industri hilir. Penghiliran terjadi ketika terbentuk ekosistem yang saling terkait dari hulu.

DI sisa masa jabatannya yang tak sampai sebulan, Presiden Joko Widodo meresmikan produksi awal tiga fasilitas pengolahan atau smelter sekaligus dalam dua hari. Dengan tiga smelter tersebut, Jokowi mengatakan Indonesia memasuki babak baru sebagai negara industri.

Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini

Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
Akses penuh seluruh artikel Tempo+
Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
Fitur baca cepat di edisi Mingguan
Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo

Lihat Benefit Lainnya

bahlil-lahadalia

nikel

jokowi

Vindry Florentin berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

Edisi 11 Mei 2025