Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

WADUK JATIGEDE: Penggenangan Butuh Waktu Hampir Setahun

Penggenangan akan dimulai pada 31 Agustus 2015.

28 Agustus 2015 | 18.34 WIB

Hamparan sawah menguning saat panen padi di daerah terdampak genangan Waduk Jatigede, Desa Cibogo, Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 7 Agustus 2015. Kemarau panjang akibat dampak El Nino diprediksikan bakal mempengaruhi stok beras di masa paceklik di awal
Perbesar
Hamparan sawah menguning saat panen padi di daerah terdampak genangan Waduk Jatigede, Desa Cibogo, Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 7 Agustus 2015. Kemarau panjang akibat dampak El Nino diprediksikan bakal mempengaruhi stok beras di masa paceklik di awal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Tri Sasongko Widiyanto mengatakan, pembangunan fisik bendungan waduk Jatigede di Sumedang sudah 99,7 persen.”Secara teknis, bendung Jatigede sudah siap untuk diisi. Sekarang sudah selesai 99,7 persen, yang 0,3 persen itu tinggal menutup pintu terowongan dengan beton,” kata dia di Bandung, Kamis, 13 Agustus 2015.

Terowongan yang dimaksudnya terowongan yang dibangun untuk mengalihkan aliran Sungai Cimanuk menembus badan bendung Jatigede. “Sungai Cimanuk kami alihkan lewat terowongan itu. Nanti waktu pengisian, pintu ditutup, air terowongan akan habis. Setelah habis kami ‘pluggging’, kami tutup (terowongan) pakai beton,” kata Tri.

Tri mengatakan, pemantauan debit terakhir Sungai Cimanuk di pos pantau di Garut masih mencukupi untuk menggenangi waduk Jatigede. Debit terakhir berkisar 1,9 hingga 2,5 meter kubik per detik. “Kami kalkulasi kalau penutupan 31 Agustus, butuh waktu 219 hari sampai elevasi rencana,” kata dia.

Elevasi dasar atau kedalaman terendah bendung Jatigede itu 164 meter. Selama 219 hari itu diperkirakan air kan mencapai elevasi 260 meter, atau ketinggian 96 meter. “Tapi kami punya indeks di elevasi 221 meter itu butuh waktu sekitar dua bulan,” kata Tri.

Tri menjelaskan, pada elevasi air mencapai 221 meter, air sudah mulai bisa mengalir lewat saluran air khusus menuju Sungai Cimanuk lama yang mengalir menuju hilir. “Air sudah bisa keluar lagi lewat ‘intake’, bisa mengaliri daerah hilir,” kata dia. Sementara sebagian aliran Sungai Cimanuk hulu masih mengisi bendungan hingga mencapai target elevasi rencana 260 meter.

Menurut Tri, dengan cara pengisian itu, kendati butuh waktu 219 hari mengisi penuh waduk Jatigede, tapi pemutusan aliran Sungai Cimanuk hanya berlangsung sekitar dua bulan. “Kami sudah kalkulasi, tidak terlalu signifikan. Cuma butuh waktu dua bulan, air sudah bisa lewat lagi,” kata dia.

Tri mengatakan, selama dua bulan penutupan, daerah hilir Sungai Cimanuk masih mendapat asupan air dari anak sungainya. “Daerah hilir kami punya empat anak sungai, nanti kalau Jatigede ditutup, empat anak sungai ini akan menyuplai Sungai Cimanuk,” kata dia.

Menurut Tri, setelah lewat dua bulan sejak ditutup, waduk Jatigede dinyatakan sudah mulai beroperasi kendati baru fungsi pengairan irigasinya. Waduk Jatigede dirancang punya empat fungsi yakni sumber air irigasi yang menyuplai 90 ribu hektare sawah, pemasok air baku dengan debit 3.500 liter per detik, pembangkit listrik berkapasias 110 Mega Watt, serta pengendalian daerah banjir seluar 14 ribu hektare.

Tri menuturkan, air dari Jatigede itu akan berfungsi menjamin pasokan ari di bendung rentang di Sungai Cimanuk yang berfungsi mengairi saluran irigasi puluhan ribu hektare sawah di Indramayu misalnya. Saat kemarau ini misalnya, turunnya elevasi air di bendung rentang itu menyebabkan pasokan air pada saluran irigasi di pantura seret. “Kalau waduk Jatigede sudah jadi, kami bisa menjamin pasokan airnya,” kata dia.

PT PLN misalnya sudah mulai membangun pembangkit listrik memanfaatkan air waduk Jatigede. “Kami menyediakan ‘intake power water way’ (saluran air menuju pembangkit). Kami buatkan terowongan sepanjang 120 meter, sudah selesai. Nanti terowongan itu akan disambung oleh PLN (menuju pembangkit listrik),” kata Tri.

Sementara waduk Jatigede bisa berfungsi maksimal sebagai penyuplai air irigasi, air baku, hingga pembangkit listrik asalkan ketinggian air minimalnya berada di elevasi 230 meter. “Itu minimal untuk beroperasi semuanya,” kata Tri. Jika elevasi air lebih rendah dari 230 meter, fungsi Jatigede terganggu. “Artinya pengaturan air itu lebih ke mana prioritasnya.”

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, jadwal penggenangan waduk Jatigede masih belum berubah. Proses pembayaran ganti rugi warga terdampak ditargetkan rampung sebelum penggenangan. “Penggenanganya tanggal 31 Desember 2015,” kata dia, Kamis, 13 Agustus 2015.

Waduk Jatigede di Sumedang dirancang memiliki daerah genangan seluas 4.900 hektare. Volume air dalam waduk itu dtaksir mencapai 980 juta meter kubik.

AHMAD FIKRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus