Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

World Economic Forum 2022 Bahas Blockchain, Aset Kripto dan CBDC

Aset kripto dan blockchain mendapat perhatian pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia.

28 Mei 2022 | 14.50 WIB

Ilustrasi kripto. Pexels/Alesia Kozik
Perbesar
Ilustrasi kripto. Pexels/Alesia Kozik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Aset kripto dan blockchain mendapat perhatian pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF). Para pemimpin ekonomi global membahas soal aset kripto dan pemanfaatan blockchain pada agenda tahunan WEF yang digelar 22-26 Mei 2022 di Davos, Swiss. 

Aset kripto, blockchain dan digitalisasi layanan keuangan serta dampaknya pada berbagai sektor global menjadi topik utama selama pertemuan tahunan WEF 2022. Ada beragam agenda yang digelar meliputi diskusi mengenai peran dari pasar keuangan terdesentralisasi (DeFi), peran mata uang digital bank sentral (CBDC), hingga bagaimana blockchain dapat diterapkan untuk memberantas kemiskinan dunia.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan masuknya aset kripto dan blockchain dalam pembahasan utama di agenda WEF 2022 menjadi hal yang baik untuk perkembangannya secara global, termasuk di Indonesia.

"Saya melihat ini adalah pencapaian sekaligus peluang. Aset kripto dan blockhcain sudah tidak dipandang sebelah mata oleh para pemimpin ekonomi global. Kesempatan ini merupakan peluang untuk menciptakan nilai tambah yang baik. Pokok pembahasan tersebut bisa menjadi acuan bagi perkembangan kripto dan blockchain ke depannya, termasuk di Indonesia,” kata Manda dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu 28Mei 2022.

Lebih lanjut Manda menjelaskan kehadiran aset kripto tetap tumbuh, walau saat ini pasar secara keseluruhan sedang mengalami crash. Menurutnya, kripto semakin terintegrasi dengan perekonomian global, maka risiko-risiko seperti itu bisa jadi memiliki beberapa justifikasi.

Aset kripto bisa menjadi instrumen pelindung nilai yang baik, guna melawan risiko dari pasar lainnya. Dengan demikian, masih memungkinkan aset kripto dan teknologi blockchain berfungsi dengan berbagai cara dan melangkah lebih jauh lagi.

"Fase adopsi kripto saat ini layaknya seperti hari-hari awal adopsi internet. Di tengah tren negatif makroekonomi, sejumlah pihak yang tetap mengakui market akan kembali bullish atau optimis dengan prospek jangka panjang industri aset kripto," ungkapnya.

Lebih lanjut, Manda mengungkapkan bahwa pemerintah melihat pertumbuhan perdagangan aset kripto baik di Indonesia maupun di dunia sangat dinamis. Hal ini menimbulkan optimisme perkembangan aset kripto yang semakin baik ke depannya.

Kendati demikian ada sejumlah tantangan yang harus diatasi sebelum kripto dan blockchain menjadi arus utama. Kurangnya pemahaman manajemen risiko hingga stigma negatif masih membayangi pertumbuhan industri kripto. Para pelaku industri kripto akan terus berkolaborasi untuk menguatkan edukasi dan literasi aset kripto dan ekosistem blockchain kepada masyarakat Indonesia.

"Kita harapkan fokus utama kami bersama ini, bisa membuahkan hasil yang baik dan trust kepada masyarakat. Selain itu, semua stakeholder bersinergi untuk mempercepat kelengkapan ekosistem kelembagaan aset kripto di Indonesia agar maksimal menggali potensi industri kripto dalam negeri," kata dia.

Baca: Panic Selling di Pasar Kripto Terimbas Terra Luna, Bagaimana Nasib Bitcoin Cs?

 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus