Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas memastikan tidak ada kenaikan harga minyak goreng merek Minyakita. Menurut dia, saat ini hanya ada kelangkaan saja karena peminat minyak tersebut cukup banyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika dimintai tanggapan soal ada yang menjual Minyakita di pasar dengan harga Rp 18 ribu, menurut Zulhas Minyakita tidak boleh dijual dengan harga tinggi. “Ya enggak boleh dong, yang premium saja Rp 16 ribu, masa itu Rp 18 ribu,” ujar dia di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, pada Senin, 30 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia pun menjelaskan jika ada yang menjual dengan harga tinggi dia akan melakukan tindangan. “Iya (penindakan), enggak boleh kan,” kata dia.
Minyakita diluncurkan Zulkifli Hasan pada bulan Juli 2022. Minyak goreng kemasan itu diluncurkan guna menjawab tingginya harga minyak di pasaran kala itu. Harga eceran tertinggi (HET) Minyakita ditetapkan Rp 14 ribu per liter. Namun, dalam beberapa hari terakhir ini dijual kalangan pedagang di Pasar Legi Solo di harga Rp 17 ribu per liter.
Sejumlah pedagang di pasar, yang menjadi pusat perkulakan di Kota Bengawan itu, menyampaikan naiknya harga jual eceran Minyakita itu lantaran dalam beberapa hari terakhir ini sulit mendapatkan stok minyak goreng tersebut. Para pedagang mengaku harga beli Minyakita dari pemasoknya juga sudah sekitar Rp 14 ribu hingga Rp 14.500 per liter.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN itu mengatakan Minyakita akan kembali tersedia di pasaran, karena pihaknya akan menambah jumlah kapasitas bulanan. Saat ini, kata dia, jatah CPO yang diolah menjadi Minyakita sebanyak 300 ribu ton per bulan. Dia akan menambah menjadi 450 robu ton per bulan.
“Mudah-mudahan nanti mendekati puasa dan lebaran sudah mulai membanjiri pasaran sehingga di pasar rakyat juga bisa normal lagi,” ucap Zulhas.
Zulhas juga mengaku sudah melakukan pertemuan dengan pelaku usaha crude palm oil atau CPO sebanyak 30 orang. “Mudah-mudahan Februari Insya Allah di pasar ada, harga enggak naik tapi barangnya kurang,” kata dia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.