Suku Indian Munduruku menjaga pintu masuk kantor lembaga nasional Indian (Funai) saat menguasainya pada aksi penolakan pembangunan bendungan di sungai Tapajos di barat negara Para, 28 November 2014. REUTERS/Lunae Parracho
Suku Indian Munduruku mendatangi kantor lembaga nasional Indian Brasil (Funai) saat akan menguasainya pada aksi penolakan pembangunan bendungan di sungai Tapajos di barat negara Para, 28 November 2014. REUTERS/Lunae Parracho
Suku Indian Munduruku berada di kantor lembaga nasional Indian Brasil (Funai) sebagai aksi protes pembangunan bendungan di kota Itaituba, Para Barat, 28 November 2014. Suku Indian Munduruku menentang rencana pembangunan bendungan di Sungai Tapajos. REUTERS/Lunae Parracho
Suku Indian Munduruku menempati kantor lembaga nasional Indian Brasil (Funai) saat melakukan aksi protes terhadap pembangunan bendungan di sungai Tapajos, negara Para Barat, Brasil, 28 November 2014. REUTERS/Lunae Parracho
Suku Indian Munduruku menempati salah satu ruangan kantor lembaga nasional Indian Brasil (Funai) di kota Itaituba, Para Barat, 28 November 2014. Rencana pembangunan bendungan air di Sungai Tapajos merupakan serangkaian pembangunan bendungan yang dapat membanjiri tanah leluhur. REUTERS/Lunae Parracho
Suku Indian Munduruku menempati kantor lembaga nasional Indian Brasil (Funai) di kota Itaituba, Para Barat, 28 November 2014. Suku Indian Munduruku menentang rencana pembangunan bendungan air di Sungai Tapajos di hutan hujan Amazon yang merupakan tanah leluhur mereka. REUTERS/Lunae Parracho