Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bedanya Mpox dengan Cacar Air hingga Campak

Dokter spesialis penyakit dalam jelaskan cara mendiagnosis Mpox hingga bedanya dengan penyakit lain.

21 Agustus 2024 | 21.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah infeksi virus Mpox di Republik Demokratik Kongo telah menyebar ke negara-negara tetangga. Penetapan status kegawatdaruratan global adalah tingkat kewaspadaan tertinggi Badan Kesehatan Dunia untuk mempercepat penelitian, pendanaan, dan tindakan kesehatan masyarakat internasional, serta kerja sama untuk mengatasi Mpox. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Hadianti Adlani menjelaskan bedanya Mpox dengan gejala penyakit lain. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu ciri paling khas dari Mpox adalah adanya limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening. Kemungkinan kematian dari penyakit Mpox berkisar antara 3-6 persen. Sementara pada penderita cacar air, demam dialami hingga 39 persen Celcius dengan ruam yang muncul di hari pertama hingga kedua infeksi. Pada penyakit cacar monyet, pasien akan mengalami deman tinggi lebih dari 38 derajat Celcius. Pada cacar air pun ruam yang muncul diawali dengan makula, papula, vesikel-pustul, hingga diakhiri dengan pustul dan krusta. Ciri khas dari cacar air adalah ruam gatal. "Cacar air sangat jarang menyebabkan kematian," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Hadianti Adlani dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 21 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Demam dan ruam juga dialami oleh penderita campak. Umumnya penderita campak mengalami demam tinggi hingga 40,5 derajat celcius dengan ruam yang muncul setelah hari kedua hingga keempat. Ruam dapat muncul mulai dari kepala dan menyebar hingga ke tangan dan kaki. Ciri khas dari campak adalah adanya koplik spots atau bercak putih di area mulut. Risiko kematian dari campak tergantung pada kondisi masing-masing penderitanya.

Ruam pada kulit juga bisa saja disebabkan oleh infeksi bakteri pada kulit, scabies, sifilis, maupun alergi terhadap obat-obatan. Oleh karenanya, jika mengalami demam dan melihat adanya ruam yang muncul, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik infeksi sehingga mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Mendiagnosis Mpox

Hadianti menjelaskan tata cara untuk mendiagnosis Mpox. Secara klinis, diagnosis Mpox dapat mempertimbangkan penyakit ruam lainnya, seperti smallpox (meskipun sudah dieradikasi), varicella atau cacar air, campak, infeksi kulit akibat bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat tertentu. Pembesaran kelenjar getah bening dapat menjadi gejala khas untuk membedakan Mpox dengan penyakit lain yang serupa, seperti cacar, cacar air, dan lainnya. "Konfirmasi diagnosis hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, di antaranya menggunakan uji Polymerase Chain Reaction (PCR) pada spesimen swab tonsilar, swab nasofaringeal, cairan lesi, dan serum," katanya. 

Jika seseorang dicurigai mengalami gejala Mpox, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik infeksi. Pasien juga sebaiknya segera ke dokter jika pernah kontak dengan darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa hewan atau manusia yang terinfeksi penyakit ini.

Dalam anamnesis atau wawancara medis, dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik infeksi akan menanyakan pasien apakah pasien memiliki riwayat bepergian ke negara endemik seperti Afrika Barat dan Afrika Tengah, apakah pasien memiliki riwayat kontak dengan pasien yang berasal dari negara endemik tersebut atau tidak. Kemudian dari gejala klinis yang ditimbulkan, apakah sesuai dengan gejala Mpox atau penyakit ruam lainnya, seperti cacar, cacar air, campak, dan cacar lainnya. Setelah itu pasien akan dirujuk untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Untuk dapat terdiagnosis secara pasti, sebaiknya pasien dibawa ke laboratorium khusus yang menyediakan pemeriksaan molekuler yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR).

Setelah diketahui diagnisis pasien, pasien akan dirawat di ruangan isolasi khusus yang bertekanan negatif untuk mencegah terjadinya penularan virus dari manusia ke manusia. Selanjutnya pasien akan mendapatkan perawatan dan terapi yang bersifat simtomatis dan suportif hingga pasien membaik atau daya tularnya menghilang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus