Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota yang terhimpun dalam ASEAN bekerja sama dengan organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk aksi konsolidasi guna tindakan pencegahan demam berdarah. Aksi konsolidasi tersebut berupa penguatan kerja sama antarsektor sekaligus 15 Juni 2011 menjadi tahun pertama diperingatinya DBD sebagai penyakit endemik di wilayah Asia Tenggara. Berikut 3 hal yang mendasari DBD jadi penyakit endemik ASEAN.
1. Iklim Tropis dan Pengaruh El Nino jadi Faktor Sebaran Nyamuk Aedes aegypti di ASEAN
Negara-negara seperti Indonesia, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura yang berada di kawasan Asia Tenggara umumnya memiliki iklim yang serupa yaitu tropis dengan pengaruh El Nino yang saling berembus. Dikutip dari World Health Organization, dari 3,5 miliyar orang penderita DBD, penderita yang tinggal di kawasan Asia Tenggara menyumbang sebanyak 1,3 miliyar kasus DBD. Dan kasus DBD di Indonesia meningkat saat musim kemarau tiba sebagai akibat fenomena El Nino. Nyamuk akan semakin ganas saat suhu di suatu wilayah semakin meningkat.
2. Asia Tenggara Memiliki Curah Hujan Tinggi
Dilansir dari Britannica di Asia Tenggara banyak dilalui daerah pegunungan yang membuat perbedaan radiasi matahari, iklim, hingga intensitas curah hujan. Indonesia sebagai negara yang dilalui khatulistiwa memiliki curah hujan 80 inchi hingga 120 inchi. Curah hujan yang tinggi ini mempengaruhi keberadaan nyamuk Aedes aegypti karena banyaknya genangan air di sejumlah wilayah yang jadi tempat perkembangbiakannya. Inilah yang membuat negara-negara Asia Tenggara jadi negara endemik penyakit DBD.
3. Pengaruh Penyintas DBD
Sejak tahun 2011 lonjakan kasus DBD di Asia Tenggara tidak ada habisnya, bahkan pada tahun 2022 lalu Filipina dan Vietnam masuk kategori top 5 penyumbang kasus DBD terbesar di dunia. Sedangkan Indonesia pada 2024 ini alami lonjakan kasus hingga 88 ribu lebih kasus, di sebuah penelitian disebutkan bahwasannya seorang yang pernah terinfeksi kasus DBD memiliki kecenderungan untuk 'kambuh' hingga 4 kali dan berisiko tinggi terinfeksi.
MELINDA KUSUMA NINGRUM | PUSPITA AMANDA SARI
Pilihan Editor: Tak Hanya Jambu Biji, Ini 5 Obat Alami untuk Tangani Demam Berdarah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini