Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Euforia keadaan mental dan emosional yang membuat seseorang bahagia, bersemangat, dan percaya diri. Mengutip Medindia, euforia juga dialami orang yang bipolar di fase manik. Itu jika kebahagiaan ekstrem melampaui kewajaran. Kondisi itu rentan berakibat mengalami kekaburan persepsi realitas yang sebenarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Healthline, salah satu faktor yang meningkatkan euforia karena masalah kesehatan mental. Gangguan bipolar membuat seseorang mengalami fase euforia.
Penyebab euforia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Verywell Mind, berikut beberapa di antaranya:
1. Euforia yang dibangkitkan gangguan
Ada sejumlah kondisi kesehatan mental yang dapat menyebabkan suasana hati euforia. Kondisi itu antara lain gangguan bipolar, skizofrenia, dan beberapa masalah otak.
2. Euforia yang dibangkitkan zat
Obat-obatan tertentu memiliki efek euforia yang mengaktifkan sistem otak. Kondisi ini umum menyebabkan kecanduan dan ketagihan.
3. Euforia yang dibangkitkan aktivitas
Euforia yang dihasilkan dari aktivitas sosial. Efek endorfin dimaksimalkan melalui aktivitas yang sinkron dengan manusia lain. Seperti mementaskan musik untuk orang lain. Berolahraga dengan orang lain dan tertawa bersama teman.
Baca juga: Gejala dan Penyebab Gangguan Sulit Mengenali Objek atau Agnosia
Mengatasi euforia
Mengutip Medindia, gangguan euforia bisa ditangani sesuai kondisi yang penyebabnya
1. Pemulihan gangguan mental
Euforia akibat gangguan mental umum bisa diatasi melalui sesi psikoterapi.
2. Menghentikan penyalahgunaan narkoba atau alkohol
Euforia yang disebabkan dua kecanduan ini bisa ditangai dengan program detoksifikasi. Program rehabilitasi, psikoterapi, dan pemantauan secara teratur.
3. Menangani Alzheimer
Alzheimer juga bisa memicu menyebabkan euforia. Biasanya dokter meresepkan obat-obatan untuk mendukung fungsi kognitif dan mencegah ketakstabilan emosi.
4. Mengobati gangguan neurologis
Dalam kasus cedera kepala, biasanya dibutuhkan bedah saraf.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.