Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Persepsi pengindraan sesuatu yang tak ada menandakan halusinasi. Misalnya, tanggapan mendengar, menyentuh, merasakan, membaui sesuatu yang tidak ada. Mengutip Verywell Mind, halusinasi bisa saja menunjukkan gejala yang berlainan, seperti sensasi di tubuh terasa disentuh dan mendengar bisikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saat merasa mendengar bisikan seperti suara positif atau negatif. Dalam beberapa kasus, misalnya mendengar perintah untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Kondisi lainnya, seperti mencicipi rasa tertentu di indra pengecapan.
Mengapa orang mengalami halusinasi?
Gangguan halusinasi telah dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan mental, fisik, dan penggunaan obat-obatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Skizofrenia
Mengutip WebMD, lebih dari 70 persen orang dengan penyakit skizofrenia mengalami halusinasi visual, di antaranya juga mendengar suara. Sisanya, dimungkinkan membaui dan merasakan berbagai hal yang tidak ada.
2. Parkinson dan Alzheimer
Sebagian orang yang mengalami Parkinson melihat hal yang sebenarnya tak ada. Alzheimer dan bentuk lain penyakit demensia menyebabkan perubahan di otak yang memicu timbulnya halusinasi.
3. Gangguan kesehatan lain
Mengutip Healthline, halusinasi juga antara lain dipicu penyalahgunaan zat, kurang tidur, epilepsi, depresi, demam tinggi (terutama anak-anak dan orang tua).
Jenis halusinasi
1. Halusinasi pendengaran
Mengutip Verywell Health, halusinasi pendengaran memunculkan persepsi terhadap suara yang sebenarnya tidak ada. Orang mungkin mendengar suara tertawa, ketukan pintu, maupun langkah kaki. Kondisi ini umum dipicu skizofrenia, gangguan bipolar, psikosis, gangguan kepribadian ambang, stres pascatrauma, masalah tidur.
2. Halusinasi visual
Halusinasi visual persepsi melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Seperti cahaya, pola, benda, bentuk, warna, atau orang. Gangguan ini bisa dipengaruhi iritasi di korteks visual bagian otak yang mempengaruhi penglihatan, skizofrenia, skizoafektif, depresi, gangguan bipolar, delirium, demensia, Parkinson, migrain, lesi dan tumor otak, masalah tidur, dan obat-obatan tertentu.
3. Halusinasi taktil
Halusinasi taktil mempengaruhi sensasi perasaan, seperti sesuatu yang merayap di bawah kulit, diraba, dan disentuh tanpa tahu asalnya dari mana. Jenis halusinasi ini biasanya dipicu gangguan skizofrenia, obat-obatan, delirium tremens, efek berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol, Alzheimer, lewy body dementia, Parkinson.
4. Halusinasi penciuman
Mengutip WebMD, biasanya persepsi halusinasi ini membaui sesuatu yang tidak nyata. Orang yang mengalami halusinasi ini mengira bau berasal dari sesuatu di sekitarnya, maupun tubuhnya sendiri. Halusinasi ini bisa saja tersebab cedera kepala, kedinginan, kejang lobus temporal, sinus yang meradang, tumor otak, dan Parkinson.
5. Halusinasi gustatory
Jenis halusinasi ini persepsi merasa mencicipi makan dan minuman yang rasanya aneh. Penyebabnya antara lain, lobus temporal, lesi otak, penyakit sinus, epilepsi.
Baca: Bagaimana Meredakan Risiko Lanjutan Delusi?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.