Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah mengalihkan fokus banyak orang untuk makan sehat dan mengasah keterampilan di dapur. Selain bereksperimen dengan bahan makanan baru, menciptakan dapur yang ramah lingkungan juga sangat penting mengingat lingkungan alam yang kini semakin rusak karena penggunaan barang yang tidak ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gaya hidup baru yang muncul karena adanya pandemi Covid-19 memaksa orang melakukan segala aktivitas di rumah, termasuk makan. Akhirnya, banyak orang mulai masuk dapur dan bereksperimen dengan bahan-bahan yang ada dan mencerahkan suasana hati ketika kebiasaan makan dari rumah menjadi pusat perhatian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, selain memperhatikan apa yang dimakan, perlu juga memperhatikan asal makanan dan memastikan peralatan memasak, konsumsi disimpan dengan aman, awet, dan ramah lingkungan. Mempertahankan dapur yang ramah lingkungan dan awet dapat menjadi pilihan sederhana. Dikutip dari Femina.in, berikut beberapa cara mudah dan praktis untuk mencapainya.
Beralih ke kaca, baja, dan alternatif lain
Gunakan wadah kaca kedap udara dan toples yang terbuat dari seratus persen kaca borosilikat untuk solusi penyimpanan karena mudah dibersihkan, tidak melarutkan bahan kimia dalam makanan saat dipanaskan, aman untuk microwave, dan mempertahankan rasa. Gunakan wajan besi cor daripada yang berlapis teflon, talenan kayu sebagai pengganti plastik, serta panci dan wajan yang terbuat dari keramik.
Hindari pemborosan yang berlebihan
Untuk mengurangi limbah, bawa tas belanja yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali untuk berbelanja bahan makanan. Selain itu, gunakan wadah kaca kedap udara untuk penyimpanan yang dibuat dengan produk alami alih-alih cling wrap, untuk memastikan buah dan sayuran yang dipotong dan sisa makanan tidak membusuk atau menyerap bahan kimia dari bahan yang digunakan untuk pembungkus.
Gunakan deterjen alami
Dapur pasti memiliki bahan dasar seperti cuka, air lemon, dan soda kue yang berfungsi sebagai pembersih alami yang baik dan tidak beracun dibandingkan yang tersedia di pasar, yang diisi dengan bahan kimia. Pilihan bahan berbahan tumbuhan alami juga sudah tersedia saat ini.
Investasikan pada peralatan masak dan peralatan yang tepat untuk menghemat energi
Berinvestasi pada peralatan listrik hemat energi seperti oven, pemanggang roti, atau pemanggang versus oven besar akan menggunakan lebih sedikit energi untuk memasak makanan yang sama dan akan sangat menghemat tagihan listrik. Belilah panci dan wajan yang cocok untuk gas dan kompor. Panci yang lebih besar dikatakan membuang panas yang dihasilkan oleh kompor listrik. Peralatan masak berkualitas tinggi yang dibuat dengan bahan konduktif memberikan hasil yang sama saat menggunakan sekitar 25 persen panas yang lebih sedikit.
Terapkan pengomposan
Ubah sampah hijau menjadi kekayaan dengan membuat kompos. Semua sisa sayuran, kulit telur, kulit buah, dapat dikumpulkan dalam pot tanah liat (hindari plastik) dan digunakan sebagai pupuk buatan sendiri yang kaya untuk tanaman atau kebun dapur/teras. Pengomposan membantu mengurangi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah yang membutuhkan ruang dan melepaskan metana, gas rumah kaca yang kuat.
Toko musiman
Makan produk musiman lokal memiliki dampak positif terhadap lingkungan karena hal ini menghemat energi yang dibutuhkan untuk transportasi, pendinginan, dan penyimpanan, juga mengurangi beban pengemasan. Ini juga akan mendukung komunitas dan petani lokal.
Go green, secara sungguh-sungguh
Tanaman rumah adalah cara yang bagus untuk mendekorasi dapur. Mereka memiliki efek menenangkan saat mengubah karbon dioksida menjadi oksigen, membuat dapur ramah lingkungan dan mengurangi jejak karbon pribadi di lingkungan.
Tujuh langkah di atas dapat diterapkan bagi yang ingin mulai menjadikan dapurnya lebih ramah lingkungan. Langkah kecil yang diterapkan dapat memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan alam dan memberikan bantuan, meskipun kecil, pada pejuang ramah lingkungan.
BERNADETTE JEANE WIDJAJA
Baca juga: