Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

8 Faktor Risiko Serangan Jantung, Penyebab Kematian Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot

Serangan Jantung merenggut nyawa Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot. Apa saja faktor risikonya?

26 Juni 2024 | 10.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sering mendengar tentang orang yang meninggal karena serangan jantung, membuat kita waspada menjaga fungsi jantung tetap sehat. Selama bertahun-tahun, dunia hiburan telah kehilangan banyak bintang akibat gagal jantung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu bintang pop terbesar di industri musik, Michael Jackson meninggal pada 2009 dalam usia 58 tahun. Kebanyakan orang mengaitkan kematiannya dengan overdosis obat, namun penyebab kematian sebenarnya adalah serangan jantung dalam laman starinsider. Conrad Murray , dokter pribadinya yang sebelumnya memberikan penyanyi tersebut berbagai obat untuk membantunya tidur, menemukannya di kamar, namun Jackson yang tidak responsif dilarikan ke rumah sakit, dimana dia dinyatakan meninggal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian, melansir dari insider, Lisa Marie Presley, putri legenda Rock n' Roll Elvis Presley, telah meninggal setelah mengalami serangan jantung pada usia 54 tahun. Juru Bicara Departemen Sheriff Los Angeles mengatakan penyanyi tersebut mengalami serangan jantung, yang kemudian diberi CPR dan epinephrine di tempat kejadian untuk membantunya mendapat kembali denyut nadinya sebelum dia dibawa ke rumah sakit.

Tanah air juga pernah kehilangan salah penyanyi musik koplo, Didi Kempot. Ia meninggal setelah mengalami serangan jantung pada tahun 2020. Setelah dilarikan ke rumah sakit, para staf medis telah mengupayakan pertolongan semaksimal mungkin tapi akhirnya menghembuskan nafas dalam pada usia 53 tahun.

Penyebab serangan jantung

Dilansir dari Mayo Clinic, serangan jantung adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika salah satu arteri koroner yang memasok darah ke jantung tersumbat. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan lemak, kolesterol, dan substansi lain, yang bersama-sama membentuk plak di arteri. Ketika plak pecah, terbentuklah bekuan darah yang dapat sepenuhnya memblokir aliran darah ke bagian otot jantung, menyebabkan kerusakan atau kematian jaringan otot jantung.

Gejala umum serangan jantung termasuk nyeri dada yang bisa menjalar ke leher, rahang, atau lengan, sesak napas, mual, dan pusing.

Serangan jantung sendiri dapat disebabkan oleh penyumbatan total atau sebagian pada arteri jantung atau jantung koroner. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan serangan jantung adalah apakah elektrokardiogram (EKG atau EKG) menunjukkan beberapa perubahan spesifik yang memerlukan perawatan invasif darurat. 

Faktor Risiko Serangan Jantung

1. Usia: Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas lebih mungkin terkena serangan jantung dibandingkan pria dan wanita yang lebih muda.

2. Rokok: Ini termasuk merokok dan paparan asap rokok dalam jangka panjang. 

3. Tekanan darah tinggi: Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak arteri yang menuju ke jantung. Tekanan darah tinggi yang terjadi bersamaan dengan kondisi lain, seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes, semakin meningkatkan risikonya.

4. Kolesterol tinggi: Tingginya kadar lemak darah tertentu yang disebut trigliserida juga meningkatkan risiko serangan jantung. Risiko serangan jantung Anda mungkin turun jika kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) berada dalam kisaran standar.

5. Obesitas:  Obesitas dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, tingginya kadar trigliserida dan kolesterol jahat, serta rendahnya kadar kolesterol baik.

6. Diabetes: Gula darah meningkat ketika tubuh tidak membuat hormon yang disebut insulin atau tidak dapat menggunakannya dengan benar. Gula darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung.

7. Gaya Hidup: Pola makan tinggi gula, lemak hewani, makanan olahan, lemak trans, dan garam meningkatkan risiko serangan jantung. 

8. Kondisi autoimun: Memiliki kondisi seperti rheumatoid arthritis atau lupus dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

MICHELLE GABRIELA  | BILQIS PRIMASARI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus