Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kedokteran anak Prof. Dr. dr. Partini P. Trihono, Sp.A(K) merekomendasikan pemeriksaan tekanan darah anak mulai usia 3 tahun sebagai skrining. Tapi apabila anak memiliki riwayat lahir prematur, keluarga dengan hipertensi, ada kelainan ginjal bawaan, dan sering mengalami infeksi saluran kemih, maka pengukuran tekanan darah bisa dimulai sebelum usia 3 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Biasanya kalau anak itu sehat, rekomendasinya melakukan pengukuran tekanan darah sebagai bagian dari pengukuran kesehatan secara umum, dilakukan mulai usia 3 tahun," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pakar nefrologi anak dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo itu mengatakan pengukuran pada anak apabila dilakukan bukan oleh dokter biasanya menggunakan alat ukur tekanan darah yang terdiri dari dua bagian, yakni manset yang sesuai atau alat yang dililitkan pada lengan dan mesin untuk membaca tekanan darah.
"Manset itu memenuhi minimum setengah panjang lengan atas anak mulai dari bahu sampai siku, idealnya dua per tiga dari panjang lengan atas," jelasnya.
Anak laki lebih tinggi
Pada orang dewasa, dalam mengevaluasi tekanan darah tinggi biasanya menggunakan satu batas angka, yakni di atas 140/90 mmHg. Sementara pada anak tekanan darah bisa berbeda-beda, dipengaruhi jenis kelamin, usia, dan massa otot. Umumnya, tekanan darah pada anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan. Kemudian dari sisi usia, semakin besar usia anak maka kondisi normal tekanan darahnya semakin tinggi.
"Saya ukur seorang anak 100/60. Untuk anak usia 2 tahun, perempuan, mungkin sudah disebut hipertensi. Tetapi kalau ukuran itu didapatkan pada anak usia 6 atau 7 tahun dengan badan yang lebih tinggi, maka ukuran tersebut belum tentu disebut hipertensi," jelas Partini.
Menurutnya, acuan utama dalam mengukur tekanan darah yakni menggunakan stetoskop dengan mendengarkan bunyi jantung ketika ditekan lalu dilepaskan pelan. Sementara alat pengukur tekanan darah sifatnya untuk skrining, bukan untuk keperluan diagnosis.
Pilihan Editor: Asupan Garam Tinggi, Pemicu Hipertensi pada Remaja