Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Breath holding spell kondisi ketika anak menahan napas setelah mengalami situasi yang membuat dia emosional. Kondisi ini biasanya dialami anak sejak berusia enam bulan sampai enam tahun. Tapi, umumnya rentan muncul saat berusia 18 bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari situs web Children's Hospital of Philadephia, breath holding spell ketika anak kecil merasa dalam situasi yang tidak menyenangkan tiba-tiba, ia akan menahan napas. Kondisi itu menyebabkan wajahnya menjadi pucat.
Tentang Breath Holding Spell
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kondisi breath holding spell biasanya pulih dengan sendirinya. Breath holding spell adalah suatu refleks, yaitu respons otomatis tubuh terhadap tekanan. Kondisi ini bukan pilihan sadar anak atau masalah perilaku.
Breath holding spell paling lama hanya satu menit saat menangis atau terisak sampai akhirnya kembali tenang. Namun, tetap saja kondisi itu walaupun sebentar menyebabkan kekhawatiran orang tua. Sebab, wajah anak drastis menjadi pucat dalam waktu yang singkat.
Dikutip dari John Hopkins All Children's Hospital, breath holding spell menyebabkan kekhawatiran orang tua itu wajar, karena refleks anak yang tak terduga. Anak tidak memiliki kendali atas itu. Breath holding spell berkemungkinan gejalanya bisa dicegah setelah pemicunya diketahui.
Kendati mencemaskan, breath holding spell biasanya tidak menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Breath-holding spell bisa terjadi ketika anak-anak mendadak kesal atau terkejut. Prosesnya setelah terkejut, ia mengembuskan napas, kemudian secara tiba-tiba menahan napas.
Pilihan Editor: 4 Langkah Atasi Tantrum Ekstrem pada Anak