Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari belakangan, media sosial dihebohkan dengan potongan video yang menunjukkan seorang pria bangkit kembali dari peti setelah dinyatakan meninggal dunia, kerap disebut mati suri. Potongan video tersebut pun menjadi perbincangan banyak orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, setelah diusut lebih jauh, ternyata aksi tersebut dilancarkan oleh seorang pria bernisial Urip Saputra di Bogor dengan tujuan untuk menghindari debt collector. Namun, satu hal yang menarik ketika potongan video tersebut viral adalah banyak orang yang menghubungkannya dengan lazarus syndrome.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Penasaran yang Dialami Orang Saat Mati Suri? Ini Penelitiannya
Apa itu Lazarus Syndrome?
Melansir laman Healthline, disebutkan bahwa lazarus syndrome merupakan sebuah kondisi ketika sirkulasi darah pada tubuh seseorang kembali secara spontan yang tertunda setelah dilakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR). Dengan kata lain, lazarus syndrome terjadi ketika seseorang yang sudah dinyatakan meninggkar karena detakjantungnya berehnti, kembali mengalami akitivitas jantung mendadak.
Sejatinya, nama lazarus syndrome ini berasal dari kisah yang ada pada Alkitab, yaitu sosok Lazarus, yang dibangkitkan Yesus setelah empat hari kematiannya.
Dalam report yang dirilis dalam Journal of The royal Society of Medicine, lazarus syndrome pertama kali dilaporkan pada 1982 dan hingga saat ini ada sekitar 38 kasus yang dilaporkan. Namun, hingga saat ini, banyak ahli kesehatan belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya lazarus syndrome. Para ahli memperkirakan bahwa lazarus syndrome terjadi karena adanya penumpukan tekanan di dada akibat dilakukannya CPR. Selain itu, ada ahli juga yang menduga bahwa lazarus syndrome terjadi karena adanya akibat tindakan obat yang tertunda.
Peneliti dari Universitas Liege di Belgia, Charlotte Martial, meneliti 154 responden yang pernah hampir mengalami kematian atau mati suri. Hasil penelitiannya kemudian dipublikasikan di Frontiers Research of Neuroscience. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa 80 persen responden merasa bahagia saat ajal mendekat. Sekitar 69 persen mengaku melihat cahaya terang. Serta 64 persen lainnya merasa bertemu dengan roh orang dikenal.
Meskipun kedengarannya tidak masuk akal, fenomena mati suri ternyata bisa dijelaskan secara keilmuan. Menurut medis, ada dua penyebab seseorang mengalami mati suri. Yaitu Lazarus Syndrome, dan Near Death Experience.
Mengutip laman news-medical.net, Lazarus Syndrome atau Sindrom Lazarus, disebut juga autoresusitasi, merupakan kembalinya sirkulasi secara spontan setelah penghentian resusitasi setelah serangan jantung. Sederhananya, ini adalah kembalinya aktivitas jantung secara tiba-tiba yang terjadi setelah seseorang dinyatakan meninggal.
Sedangkan Near Death Experience adalah pengalaman pribadi yang mendalam terkait kematian atau kematian yang akan datang. Menurut Martial, meskipun urutan pengalamannya berbeda, karakternya sama pada hampir semua orang. Pengalaman ini dibedakan dalam dua kategori, yakni positif dan negatif. Pengalaman positif mencakup berbagai sensasi ketenangan total, keamanan, kehangatan, maupun kehadiran cahaya. Sementara pengalaman negatif mungkin termasuk sensasi kesedihan dan kesusahan.
EIBEN HEIZIER I SDA
Baca juga: Ramai Kabar Urip Hidup Lagi Setelah Dikabarkan Mati, Bisakah Mati Suri Dijelaskan Secara Ilmiah?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.