Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Glaukoma adalah kondisi ketika tekanan cairan dalam bola mata meningkat. Akibatnya, serat lembut saraf optik pun mengalami kerusakan sehingga dapat menyebabkan kebutaan secara permanen.
Melansir p2ptm.kemkes.go.id, glaukoma adalah penyakit mata yang menyerang indera penglihatan karena ketidakseimbangan antara produksi cairan dan jumlah yang dibuang. Umumnya, tekanan bola mata tidak lebih dari 20 mmHg. Akan tetapi, kondisi berbeda justru dialami penderita glaukoma karena tekanan mata berada di atas angka tersebut.
Baca: Glaukoma, Belum Jelas Pemicunya tapi Gampang Mencegahnya
Glaukoma Tanpa Gejala
Dikutip fk.ui.ac.id, glaukoma umumnya tidak memiliki gejala sehingga penderita glaukoma tidak menyadarinya. Kebutaan pada glaukoma terjadi secara perlahan mulai dari lapang pandang sisi luar hingga ke tengah sampai akhirnya penglihatan menghilang. Penyebab dari glaukoma pun bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor usia, keturunan, hipertensi, diabetes melitus, hingga mata minus yang ekstrem.
Salah satu hal yang sering ditanyakan mengenai gangguan mata yang satu ini adalah perihal penyembuhan. Melansir p2ptm.kemkes.go.id, glaukoma adalah gangguan penglihatan yang tidak bisa disembuhkan. Namun tidak perlu khawatir, glaukoma dapat dikontrol kerusakan dan dicegah sedini mungkin. Sebab, penanganan penyakit glaukoma sejatinya mirip dengan penyakit hipertensi, yaitu harus dilakukan pengontrolan secara teratur.
Apabila sudah mengetahui faktor risiko, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan secara aktif ke dokter mata untuk diskrining agar glaukoma dapat terdeteksi sesegera mungkin.
Selain itu, pengobatan lain yang dapat dilakukan untuk memperlambat jalannya penyakit ini dan mencegah kebutaan secara permanen antara lain menggunakan obat-obatan baik obat tetes mata maupun obat minum, laser glaukoma, operasi bedah glaukoma atau operasi katarak. Ketiga langkah terakhir dilakukan apabila pemberian tetes mata dan laser tak dapat membantu mengontrol tekanan bola mata.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Glaukoma Bisa Sebabkan Kebutaan Permanen, Betulkah Hanya Disebabkan Diabetes?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini