Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Apakah Kucing Bisa Merasakan Emosi Pemiliknya?

Kucing bisa merasakan suasana hati manusia. Kucing juga mengisi sebagian besar waktunya untuk memahami manusia yang memeliharanya

7 Juni 2022 | 12.57 WIB

Ilustrasi kucing. Lolchat.com
Perbesar
Ilustrasi kucing. Lolchat.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Memelihara kucing agaknya termasuk aktivitas yang mengasyikkan. Hewan peliharaan ini akan menemani saat sedang bersantai di rumah. Tingkah kucing yang menggemaskan membuat terhibur suasana hati orang yang memeliharanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ketika seseorang ingin memelihara kucing harus memastikan mampu merawat dan memenuhi kebutuhannya. Tak hanya makanan dan kesehatan, tapi juga perawatan bulunya juga membuat kucing merasa senang dipelihara.

Kepekaan kucing

Mengutip AnimalWised, kucing bisa merasakan suasana hati manusia. Kucing juga mengisi sebagian besar waktunya untuk memahami manusia yang memeliharanya. Kucing bereaksi terhadap emosi manusia dan mengubah perilaku menyesuaikan perasaan pemiliknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepekaan emosional ketika mempertimbangkan hubungan manusia dengan kucing. Kucing merespons manusia sebagai rujukan. Manusia tak hanya merawat, tapi juga memberi rasa aman dalam bentuk cinta dan kasih sayang. Kesehatan manusia diterjemahkan kucing sebagai kondisi yang sama.

Merujuk penelitan University of Nottingham Trent dan University of Lincoln tentang hubungan kucing dan manusia, para peneliti melakukan survei terhadap 3.000 orang di Inggris Raya. Mereka orang yang merawat kucing menjawab deretan pertanyaan terkait perilaku, aktivitas, rutinitas, dan kesehatan hewan peliharaan yang tinggal bersama.

Perbandingan data dengan gaya hidup, kepribadian, dan suasana hati pengasuh untuk melihat kecenderungan dampak terhadap kucing. Para ahli dalam psikologi eksperimental, kognitif, dan perilaku mencapai kesimpulan melakukan keseluruhan rangkaian tes mengenai kucing dengan pengasuhnya.

Para peneliti membandingkan riset terhadap kucing yang sama berinteraksi dengan orang asing. Manusia menjadi sasaran gerakan emosional yang berbeda, visual dan bahasa tubuh, kemudian dengan komunikasi audio.

Ketika kucing mengetahui pemiliknya sakit atau menangis, hewan peliharaan itu sering mendekati untuk memberi dukungan. Jika manusia merasa senang, kucing akan sering mengangkat ekornya di samping pemiliknya untuk mendapat kasih sayang. Jika pemiliknya marah, kucing akan menjauh. Jika pemiliknya sedang stres, ada kecenderungan kucing juga terpengaruh kondisi yang sama.

YOLANDA AGNE 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus