Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Awas Air Liur saat Bersin, Ini 7 Fakta Penyebaran Virus Corona

Ditemukannya dua warga Indonesia yang terjangkit virus corona membuat banyak orang waswas. Waspadai penularan virus corona dengan pahami 7 fakta ini.

2 Maret 2020 | 21.20 WIB

Seorang pria meninggalkan sebuah rumah yang penghuninya positif terpapar virus Corona, di Depok, Jawa Barat, Senin, 2 Maret 2020. Dinas Kesehatan Kota Depok mengevakuasi pria yang merupakan tukang kebun di rumah yang terjangkit virus Corona. ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Perbesar
Seorang pria meninggalkan sebuah rumah yang penghuninya positif terpapar virus Corona, di Depok, Jawa Barat, Senin, 2 Maret 2020. Dinas Kesehatan Kota Depok mengevakuasi pria yang merupakan tukang kebun di rumah yang terjangkit virus Corona. ANTARA/Asprilla Dwi Adha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ditemukannya dua warga Indonesia yang terjangkit virus corona membuat banyak orang waswas. Padahal, menjaga daya tahan tubuh tetap kuat bisa menjadi cara mencegah tubuh terinfeksi virus, termasuk virus corona baru atau COVID-19. Namun sekali lagi, jangan mudah percaya akan berita tidak benar yang berbeda dari fakta dan data sesungguhnya. Jangan sampai panik berlebihan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di Indonesia sendiri, dua orang yang dinyatakan positif Corona bukanlah orang pertama yang diperiksa akibat virus ini. Menurut data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, per 29 Februari 2020, terdapat 333 Warga Negara Indonesia yang menjalani pemeriksaan infeksi virus Corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari jumlah tersebut, 331 orang di antaranya dinyatakan negatif dan 2 di antaranya masih dalam proses pemeriksaan. Tidak disebutkan apakah 2 orang tersebut merupakan 2 orang yang sama dengan yang diumumkan Presiden Jokowi sebagai mereka yang positif terinfeksi Corona.

Berikut ini fakta seputar penularan virus Corona, jangan sampai Anda salah kaprah dan percaya informasi yang salah.

1. Penularan paling mungkin terjadi antarmanusia yang berkontak dalam jarak dekat (sekitar 1,8 meter) dengan penderita.

2. Penularan tidak terjadi melalui udara, tapi lewat droplet atau tetesan carian tubuh penderita, seperti air liur saat batuk dan bersin.

3. Saat penderita bersin atau batuk tanpa menutup mulutnya, maka tetesan kecil-kecil air liur yang keluar bisa saja mendarat di tangan orang lain. Lalu, saat orang tersebut makan tanpa cuci tangan atau mengusap hidung, virus pun bisa masuk ke tubuh.

4. Penularan melalui permukaan benda yang pernah disentuh penderita bisa saja terjadi, tapi kemungkinannya lebih kecil.

5. Penularan melalui benda mati bisa terjadi jika penderita bersin atau batuk, lalu tetesan liurnya jatuh ke meja, kursi, atau benda mati lainnya. Lalu, setelah itu ada orang lain di area yang sama menyentuh benda tersebut.

6. Pasien yang mengalami infeksi COVID-19, paling mudah menularkannya pada orang lain saat gejalanya sedang parah-parahnya. Meski begitu, penularan dari penderita ke orang lain juga bisa terjadi saat penderita belum mengalami gejala apapun, tapi kemungkinannya sangat rendah.

7. Penularan juga dapat terjadi saat penderita hanya mengalami gejala ringan. Sehingga, bisa saja penderita hanya batuk ringan dan badannya terasa sehat, tapi ternyata sudah bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain.

SEHATQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus